DENPASAR, KEN-KEN – Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, turun langsung memimpin aksi gotong royong membersihkan sisa banjir di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari, Minggu (14/9).
Kegiatan ini diikuti Gubernur Bali I Wayan Koster, Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadi Saputra, serta ribuan personel dari TNI, Polri, OPD, dan masyarakat. Sedikitnya 1.100 orang dikerahkan untuk bahu-membahu mengangkut lumpur dan sampah yang menumpuk di dua pasar tradisional terbesar di Denpasar tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup RI, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan hingga Sabtu (13/9) malam, sekitar 84 ton sampah sudah berhasil diangkut. Namun, masih tersisa sekitar 210 ton yang harus segera ditangani.
“Ini adalah sampah spesifik akibat kondisi darurat bencana, sehingga penanganannya pun harus darurat. Kami sudah meminta bantuan Bapak Gubernur agar seluruh sampah segera dibawa ke TPA Suwung, dengan target paling lama satu bulan seluruhnya bisa terangkut,” jelas Hanif.
Ia juga menekankan pentingnya langkah strategis jangka panjang untuk memperkuat kualitas lingkungan Bali. “Diperlukan sekitar 14 ribu hektare daerah resapan di wilayah hulu untuk menahan limpasan air ke Denpasar dan Badung. Selain itu, penanganan sampah harus dimulai dari sumbernya,” tegasnya.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyampaikan apresiasi kepada Menteri LH, Gubernur Bali, TNI-Polri, dan seluruh elemen masyarakat yang ikut terjun langsung.
“Dengan kerja sama dan kepedulian semua pihak, kami yakin Denpasar dapat segera pulih. Ke depan kita harus lebih siap menghadapi tantangan lingkungan agar kota ini tetap bersih dan nyaman,” ujar Jaya Negara.
Ia menjelaskan aksi bersih-bersih dimulai dari kawasan Wangaya menggunakan alat berat, dilanjutkan ke arah selatan dengan empat titik prioritas, termasuk Pasar Badung dan Pasar Kumbasari.
“Untuk Tukad Badung yang kewenangannya berada di Balai Wilayah Sungai (BWS), kami sudah mengajukan normalisasi sungai. Sedimentasi saat ini cukup tinggi sehingga perlu pengerukan berkelanjutan. Ini memang pekerjaan jangka panjang, tapi harus segera dikerjakan karena Tukad Badung dan Tukad Mati adalah sentral aliran air di Denpasar,” pungkasnya.
Editor: Ken
