Tantowi Yahya Gaungkan Jaga Ekosistem Laut : Dengan Menggelar Jazz for The Ocean

0
698
tantowi-sdgs-serangan-kek
Foto: Tantowi Yahya, tokoh, musisi, politisi. (6/6)

Denpasar, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Presiden Joko Widodo meningkatkan sektor pariwisata dengan mengoptimalkan potensi pariwisata di berbagai daerah pasca pandemi Covid-19, dengan berbagai kebijakan dalam mendorong sektor pariwisata.

Pariwisata Bali yang paling terdampak saat pandemi, kini memperlihatkan geliatnya setelah pembukaan pintu masuk pada tahun 2022 dan dilanjutkan pencabutan status PPKM di awal 2023.

Ket foto : Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati saat mendampingi Kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno di Desa Wisata Serangan, Kelurahan Serangan, Kota Denpasar pada Selasa (16/5).

Dalam menggenjot perekonomian Bali, salah satu kawasan yang mendapat perhatian dari pemerintah pusat adalah pulau Serangan yang dijadikan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Bersama dengan Sembilan KEK Pariwisata lainya ditetapkan sebagai KEK Kura-Kura Bali melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2023 tentang KEK Kura-Kura Bali.

Baca Juga :

< Desa Serangan Masuk Nominasi 75 Besar Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI)

Salah satu tokoh yang saat ini konsen dan ikut menyuarakan lingkungan khususnya Ekosistem Laut, Tantowi Yahya ditunjuk sebagai penanggung jawab pada salah satu bisnis yang dikembangkan di KEK Kura-Kura Bali, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, dan juga menciptakan lapangan kerja di Pulau Serangan.

Saat ditemui pada Sabtu (6/6/2023) disebuah restaurant di Serangan, tokoh musisi music country, dan politisi senior ini bercerita tentang laut  dengan menjaga ekosistem lautnya salah satu caranya adalah dengan membuat program-program untuk menyuarakan kecintaan dan kepedulian dengan menjaga laut.

“Program pemerintah daerah yang sudah bagus akan selalu kita dukung, konsep kita adalah pulau itu kan  SDGs, sustainable, segala sesuatu yang suistainable menjadi landasan dari program kita, termasuk jazz ini, nanti seluruh pengisi acara dari dalam dan luar negeri akan menyampaikan pesan kita, jaga laut kita, bersihkan laut kita, jaga ekosistemnya itulah pesannya, Jadi acara ini adalah Jazz for the Ocean,” ujarnya.

Baca Juga :

< Sandiaga Uno Sambangi Desa Wisata Serangan: Menparekraf Visitasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023

Tantowi Yahya, menyampaikan bahwa masyarakat perlu mendapatkan edukasi dan pendidikan untuk menjaga lingkungan khususnya laut.

“Kita menyadarkan seluruh masyarakat untuk menjaga lingkungan, dengan mengajak mengajak dan mengedukasi melalui Pendidikan dan pemberitahuan , seperti yang sudah kami lakukan bersama masyarakat Serangan bagaimana menjaga lingkungan.

“Kita selalu melakukan edukasi, dan untuk masyarakat yang lebih luas kita melakukan advokasi, melakukan , ajakan-ajakan. Dengan membuat event  seperti Jazz festival. Ini akan kita lakukan setiap tahun,” sambungnya.

Menyinggung mengenai isu  sampah Tantowi yang sampai saat ini masih menimbulkan masalah dimasyarakat.

“Kita berharap pemerintah provinsi  dan pusat agar melakukan pembenahan terhadap  TPA  dan TPST. Ini bukan hanya masalah bau, tetapi ini dapat mengganggu ekosistem yang ada di laut,” ujarnya.

“Desain yang sudah disetujui pemerintah pusat sudah bagus sekali itu dan itu dari atas ke bawah, tinggal pelaksanaannya saja. Saya tidak berbicara dari polusi udara yah, tapi sampah semakin lama semakin menumpuk sampai  menjorok ke laut, yang akan dapat mengganggu ekosistem. Jazz for Ocean salahsatu langkah  untuk menyuarakan  agar menjaga lingkungan, bagus kan akan bergema ke seluruh dunia,”tutup Tantowi Yahya.

SDGs adalah Konsep Sustainable Development Goals (SDGs), ini diperlukan sebagai agenda pembangunan baru yang mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca-2015, terutama berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu penipisan sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, perlindungan sosial,ketahanan pangan dan energi, dan pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin.

Sebagai informasi, tentang KEK Kura-Kura Bali berlokasi di Pulau Serangan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. KEK dengan luas lahan 498 Hektar ini diusulkan oleh PT Bali Turtle Island Development.  Di KEK ini nantinya akan dikembangkan Marina Mixed-Use and Integrated Resort dimana di dalamnya akan terdapat Akomodasi (Hotel & Resort), Commercial & Mixed UsedWellness Centereducational & tech park, dan Amenities. Dari rencana bisnis yang ada, KEK Kura-Kura Bali ditargetkan menghasilkan invesasi sebesar Rp 104,4 triliun, menyerap 35.036 tenaga kerja langsung dan 64.817 tenaga kerja tidak langsung, serta menyumbang devisa mencapai USD 31,8 Miliar pada saat telah beroperasi penuh pada tahun 2052.

[AW/BLM]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here