
Denpasar, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2023 yang diperingati dengan melakukan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana oleh institusi atau organisasi sesuai dengan himbauan dari Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra seperti dilaksanakan oleh Sai Rescue bekerja sama dengan sekolah Paud, SD, SMP Sathya Sai Denpasar pada (26/4/2023).

Himbauan ini merupakan bagian dari langkah-langkah kesiapsiagaan sebagai tindak lanjut radiogram Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 300.1.7/2278/SJ Tanggal 18 April 2023 terkait peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang jatuh setiap tanggal 26 April.
Selain mengunduh aplikasi, langkah selanjutnya instansi juga diminta menyusun rencana/prosedur kedaruratan, membentuk tim tanggap darurat, menyiapkan sarana prasarana kedaruratan serta melaksanakan simulasi/latihan dan evaluasi secara berkala.

“Melaksanakan dan/atau mengarahkan jajaran instansi/organisasi masing-masing sampai ke tingkat kecamatan, kelurahan/desa dan desa adat untuk melaksanakan simulasi/latihan evakuasi mandiri secara serentak pada tanggal 26 April 2023 pada pukul 10.00 WITA yang ditandai dengan membunyikan kentongan/lonceng/alarm/sirine sebagai tanda terjadinya bencana (sesuai ancaman bencana setempat),” kata Dewa Indra menyampaikan langkah selanjutnya yang harus dilakukan instansi/organisasi.
Sementara Ketua Sai Rescue Indonesia, I Wayan Sujana menyampaikan bahwa peringatan HKBN 2023 bertujuan untuk; meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi Risiko bencana berdasarkan potensi bencana di daerah masing-masing.
“Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan membangun budaya gotong royong dalam kegiatan kerelawanan dan kedermawanan. Disamping itu pula untuk mengetahui capaian tolok ukur tingkat kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana,” ujar Sujana.
“Kegiatan pelatihan kesiapsiagaan rutin kami lakukan untuk melatih dan membangun budaya sadar bencana,” tambahnya.
Wayan Sujana yang juga Wakil Ketua Forum Relawan Penanggulangan Bencana (FRPB) Bali, saat ditemui saat kegiatan simulasi kebencanaan, mengatakan berdasarkan hasil survei gempa bumi di Jepang, Great Hansin Earthquake pada tahun 1995, data korban yg dapat selamat dalam durasi golden time disebabkan oleh faktor :
1. Kesiapsiagaan sendiri 35%
2. Dukungan anggota keluarga 31.9 %
3. Dukungan teman / tetangga 28.1%
4. Dukungan orang sekitar 2.60%
5. Dukungan team SAR 1.70% dan lain-lain, 0.90%
“ Jadi faktor yang paling menentukan adalah penguasaan pengetahuan bagaimana cara menyelamatkan diri sendiri jika terjadi bencana,” ujar Joe Sujana.
Baca Juga : Peringati HKBN 2023, KMPB Dusun Bunga Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri
Dalam simulasi yang dilakukan oleh Sai Rescue dengan melibatkan unsur Relawan, guru, dan murid-murid Paud Sai Prema Kumara, SD, SMP Sathya Sai Denpasar diisi dengan kegiatan sosialisasi dan edukasi, wokshop yang dibawakan oleh Sujana dan tim dan dilanjutkan dengan simulasi siaga bencana jika terjadi bencana saat murid dan guru sedang belajar di sekolah.
Lebih jauh Sujana mengatakan tantangan dan kendala yang dihadapi dalam mengingatkan kesiapsiagaan secara mandiri adalah kurangnya pemahamam dan kesadaran kita terhadap karakteristik bencana, kurangnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita terhadap ancama yang ada disekitar kita.
“Kurangnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan kita terhadap ancaman yang ada disekitar kita dan belum ada pelatihan terpadu secara periodik agar menjadi sebuah budaya,” ujarnya.
Karena itu edukasi umeningkatkan pemahaman risiko bencana dikemas dalam kegiatan latihan kesiapsiagaan bencana dengan tagline siap untuk selamat sebagai pesan utama adalah proses penyadaran untuk membangun partisipasi, kemitraan publik dengan semangat gotong royong dan kesetiakawanan.
“ Urgensinya adalah bersiap diri menghadapi kedaruratan, meningkatkan kewaspadaan bagi yang tinggal didaerah rawan bencana, menciptakan budaya aman dan mengurangi korban jiwa akibat bencana,” ujar Joe Sujana.
Sementara itu menurut Kepala Paud Sai Prema Kumara I Wayan Wijania, menyampaikan terima kasih kepada Ketua Sai Rescue dan tim, atas kegiatan simulasi kesiapsiagaan yang melibatkan murid-murid dan guru di sekolah Sathya Sai. Program ini sangat membantu sekolah dalam mengedukasi anak-anak dalam menghadapi Bencana yang datangnya secara tiba-tiba.
“Program Kesiapsiagaan Bencana ini memang kami sudah programkan secara rutin, dan berkelanjutan setiap 3 bulan sekali.
Namun dengan adanya keterlibatan Sai Rescue dalam kegiatan ini maka seperti gayung bersambut. Kegiatan yang selama ini kami laksanakan sesuai kemampuan kami para pendidik di sekolah sekarang mendapatkan fasilitasi dan edukasi yang lebih professional,” ujar Kepala Paud Sai Prema Kumara.
“Besar Harapan kami agar kedepannya Sai Rescue senantiasa berkolaborasi dalam kegiatan ini secara terprogram dan berkelanjutan dalam mengedukasi anak didik dan para pendidik agar mampu menolong diri sendiri dalam menghadapi bencana yg datangnya secara tiba-tiba. Kami dari Paud Sai Prema Kumara mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas sosialisasi, edukasi kepada murid-murid melalui workshop kebencanaan yang langsung diterjemahkan dilapangan oleh anak-anak,” ujar Wayan Wijania.
[AW]