
DENPASAR, KEN-KEN – Bendesa Adat se-Kota Denpasar menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan sampah organik dengan memanfaatkan teknologi Hummer Mill. Teknologi ini mampu mengolah sampah organik menjadi tepung dengan volume hingga 27 kali lebih kecil, sehingga memudahkan pengelolaan dan pemanfaatannya.
Gagasan ini terungkap dalam Paruman Bendesa Adat se-Kota Denpasar yang digelar di Muara Adventure, Kesiman, beberapa waktu lalu.
Pamucuk Paruman Bendesa Kota Denpasar, AA Ketut Wirya yang juga Bendesa Adat Kepaon, menjelaskan bahwa teknologi Hummer Mill efektif untuk mengurangi volume sampah organik sekaligus mempercepat penguraian menjadi kompos.
“Dengan Hummer Mill, kita dapat mengolah sampah organik menjadi tepung yang bermanfaat untuk mengembalikan kesuburan tanah,” ujarnya.
Bendesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana, selaku inisiator, menambahkan bahwa teknologi ini dapat dioperasikan oleh Desa Adat, Banjar, maupun kelompok masyarakat.
“Sampah organik yang diolah menjadi tepung bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, sehingga mengurangi beban sampah di TPA,” jelasnya.
Anggota Komisi IV DPRD Bali, I Gusti Ngurah Gede Marhanedra Jaya, yang juga Bendesa Adat Penatih Puri, menyatakan dukungannya terhadap inisiatif ini.
“Kita harus bekerja sama mengatasi masalah sampah di Kota Denpasar, dan teknologi Hummer Mill ini bisa menjadi salah satu solusi efektif,” katanya.
Bendesa Adat se-Denpasar berharap Pemerintah Kota Denpasar dapat mendukung penuh implementasi teknologi Hummer Mill, mulai dari pengadaan lahan, penganggaran, hingga penyediaan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan masalah sampah organik di Kota Denpasar dapat teratasi secara signifikan, sekaligus mengembalikan kesuburan tanah demi keberlanjutan lingkungan.
Editor: Ken