DENPASAR, KEN-KEN – Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar kembali menyelenggarakan Pemilihan Duta Endek tahun 2025. Kegiatan ini menjadi salah satu program strategis dalam upaya melestarikan, mempromosikan, serta mengembangkan kain tenun tradisional khas Bali, yakni kain endek.
Kepala Disperindag Kota Denpasar, Ni Nyoman Sri Utari, saat dikonfirmasi pada Senin (14/7), menjelaskan bahwa ajang Duta Endek tidak hanya berorientasi pada gelar semata, tetapi merupakan wujud nyata dukungan Pemerintah Kota Denpasar terhadap penguatan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.
“Menjadi Duta Endek memberikan banyak manfaat nyata, seperti pengalaman berharga, keterampilan personal, dan jaringan yang luas dengan tokoh budaya, desainer, pelaku industri, hingga pemangku kepentingan lainnya. Kami mengundang generasi muda Denpasar untuk turut ambil bagian melalui tautan pendaftaran: https://forms.gle/zWSGgj4Pw8dQwt5VA,” ujar Sri Utari.
Selain itu, peserta yang terpilih sebagai Duta Endek akan memperoleh pembekalan dalam bidang public speaking, kepribadian, fashion, dan etika, yang akan sangat berguna untuk masa depan. Para duta juga akan dilibatkan secara aktif dalam berbagai kegiatan promosi budaya, baik di tingkat lokal maupun nasional.
“Duta Endek akan menjadi wajah promosi budaya Kota Denpasar, dan diharapkan mampu membawa pesan pelestarian budaya ke khalayak yang lebih luas,” tambahnya.
Sri Utari menegaskan bahwa penyelenggaraan Pemilihan Duta Endek 2025 diharapkan menjadi momentum untuk membangkitkan kecintaan generasi muda terhadap kain endek sebagai warisan budaya. Tak hanya itu, ajang ini juga bertujuan untuk mendorong pelibatan UMKM perajin endek, pelaku industri kreatif, serta memperkuat ekosistem pelestarian budaya di Kota Denpasar.
“Melalui ajang ini, kami ingin menguatkan sinergi antara budaya dan ekonomi kreatif. Duta Endek diharapkan menjadi role model generasi muda dalam mempromosikan endek secara kreatif dan berdaya saing, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya melestarikan budaya dan industri lokal,” tutup Sri Utari.
Editor: Ken
