
TABANAN, KEN-KEN – Rangkaian Karya Pujawali (piodalan) ring Pura Kahyangan Jagat Luhur (KJL) Natar Sari Apuan selama tiga hari dengan Puncak Karya pada rahina Tumpek Krulut, yang jatuh pada, Saniscara (Sabtu), (7/6/2025), disaksikan oleh Panglingsir Puri Marga, Tabanan.
Tampak hadir Wakil Bupati Tabanan, I Made Dirga beserta rombongan, dan anggota DPR RI, Nyoman Adi Wiryatama.
Pelaksanaan karya yang dimulai dari Ida Betara Sakti Nawasanga mesiram ke beji, dengan diikuti oleh para pemangku, krama pemaksan, setelah kembali napak ke ring Jaba kesanggra antuk tari rejang dewa, rejang sari, dan baris gede, dan dilanjutkan dengan maideran (mengelilingi sanggar), dan Ida Betara keaturan perarean.
Upakara Piodalan yang dilaksanakan sekitar pukul 23.00 Wita, Ida Ratu Sakti Nawasanga tedun mejangjangan ring Kahyangan Luhur, dan diikuti oleh seluruh Sasuhunan dari Desa Adat Tabanan, Badung, Bangli, Gianyar, dan Jembrana, yang terdiri dari Ratu Gede, Ratu Niang, Ratu Ayu, Ratu Mas, Ratu Wayan dan Ratu Ketut beserta Pralingga Ida Betara lainnya. Dilanjutkan dengan ngilenang upakara, ngaturang pecaruan mancasanak, bebangkit, ngemargiang Ida Betara Tirta dari 48 Pura yang ada di Bali, dan terakhir keaturang upakara Panyegjeg Bhuana.

Adapun makna dari upakara Panyegjeg Bhuwana menurut Mangku Gede KJL Natar Sari Apuan adalah untuk kerahayuan dan kesukertan jagat.
“Upakara Panyegjeg Bhuwana sebagai bagian dari upakara persembahan kepada Ida Betara, sebagai bentuk ungkapan terima kasih dan juga untuk memohon agar semua krama pemaksan, pengempon, dari seluruh Bali semakin rumaket atau menyatu dalam pasemetonan, mempererat kebersamaan, dan menjaga harmoni. Dan juga untuk memohon kesejahteraan, gemah ripah loh jinawi,” kata Mangku Gede Masrum.
Pelaksanaan Puncak Karya berjalan dengan lancar dan khidmat, ditengah guyuran hujan dan angin, hingga Ida Ratu Sakti Nawasanga, dan Ratu Gede, Ratu Niang, Ratu Ayu, Ratu Mas, Ratu Wayan dan Ratu Ketut beserta Pralingga Ida Betara, kembali ke Bali Paruman masing-masing.
[AW]