Koster: Kebudayaan Jadi Haluan Pembangunan Bali, Sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan

0
186
Foto: Gubernur Wayan Koster, Wagub Giri Prasta, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, saat membuka PKB XLVII, (21/6).

Denpasar, KEN-KEN – Gubernur Bali, Wayan Koster, kembali menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjadikan kebudayaan sebagai haluan utama pembangunan daerah. Hal ini disampaikannya saat pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Sabtu (21/6), di Taman Budaya Art Center, Denpasar.

Dalam pidatonya, Gubernur Koster menekankan pentingnya pelestarian adat istiadat, seni budaya, dan kearifan lokal Bali yang harus dijaga secara berkelanjutan. Salah satunya diwujudkan melalui penerbitan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pemajuan Kebudayaan Bali, yang selaras dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Sejak tahun 2003 sebenarnya sudah ada inisiatif untuk merancang undang-undang kebudayaan, lama dibahas , dan pada tahun 2015 baru ditemukan momentumnya dan disahkan menjadi UU Nomor 5 tahun 2017,” ungkap Koster dalam sambutannya.

Seni budaya menjadi sumber dan berkembangnya pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali. Dengan nilai kebudayaan tinggi sejalan dengan Pidato  Bung Karno, saat Pembukaan Kongres Kebudayaan tahun 1951 bahwa, “Kebudayaan adalah jiwa dari bangsa dan jiwa itu tidak pernah mati.”

Pentingnya Kebudayaan bagi bangsa Indonesia, sesuai dengan visi Presiden RI Prabowo Subianto dalam Asta Cita yakni memperkuat kehidupan yang harmonis dan toleransi beragama dengan tujuan masyarakat adil dan makmur.

Dan kini, Bali telah menjadikan kebudayaan sebagai landasan pembangunan daerah, yang tertuang dalam Perda Nomor 4 Tahun 2019. Ini merupakan langkah konkret dalam menjaga warisan leluhur,” ujar Koster.

Baca Juga  Menteri Kebudayaan Fadli Zon Buka PKB XLVII: DNA Bali adalah Budaya, Perkuat Identitas Kebangsaan

Menurut Koster, Nangun Sat Kerthi Loka Bali dengan Pola Pembangunan Semesta Berencana, Bali Era Baru, sebagai visi pembangunan Bali menekankan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas sesuai dengan filosopi Tri Hita Karana.

Dalam PKB XLVII ini ada 8 kegiatan pokok yang digelar antara lain;  Hal ini tercermin dalam pelaksanaan PKB yang tiap tahunnya terus meningkat, baik dari segi kualitas maupun jumlah keterlibatan seniman.

PKB XVLII ini diperkaya dengan penambahan pekan kebudayaan daerah Bali world Culture Celebration di Bali. Untuk mempertemukan kekhasan budaya dunia. Ada 8 kegiatan yang digelar yaitu; pawai , pagelaran , parade, sarasehan, pameran, lomba, loka karya , dan pemberian penghargaan bagi pengabdi seni.

“Pesta Kesenian Bali tidak sekadar perayaan seni, tapi juga merupakan cermin identitas masyarakat Bali. Tahun ini ada delapan materi pokok yang disajikan dan lebih dari 20 ribu seniman terlibat. Ini bukti nyata bahwa budaya adalah napas hidup masyarakat Bali,” kata Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Bali.

Koster juga menekankan bahwa masyarakat Bali hidup dari budaya, sehingga pelestariannya harus menjadi perhatian utama semua pihak.

“Budaya bukan hanya bagian dari masa lalu, tetapi juga fondasi masa depan kita. Oleh karena itu, mari kita rawat dan jaga budaya Bali dengan sepenuh hati,” imbuhnya.

Sebagai penutup sambutannya, Koster secara resmi meminta Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, untuk membuka PKB ke-47 secara simbolis. PKB tahun ini mengusung tema “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya”, yang bermakna Harmoni Semesta Raya, dan akan berlangsung selama satu bulan penuh hingga 19 Juli 2025.

Editor:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here