DENPASAR, KEN-KEN – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan komitmennya untuk mengawal penyelesaian tiga persoalan utama di Bali, yakni sampah, kemacetan, dan tata ruang. Hal itu disampaikannya saat menghadiri acara Green Infrastructure Initiative Waste Clean Up di kawasan Mangrove Batu Lumbang, Senin (13/10).
Menurut AHY, ketiga isu tersebut harus ditangani secara permanen dan berkelanjutan. “Penataan ruang yang disalahgunakan bisa menimbulkan dampak serius, seperti banjir yang baru-baru ini melanda Bali. Begitu juga persoalan kemacetan dan sampah. Pemerintah Pusat dan Daerah perlu duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” ujarnya.
AHY menekankan, pariwisata memang memberikan manfaat ekonomi, namun tidak boleh mengorbankan kelestarian alam. “Ada paradoks: semakin banyak wisatawan membawa keuntungan, tapi jika tata ruang, sampah, dan kemacetan tidak ditangani, justru bisa merusak daya tarik Bali itu sendiri,” tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa Bali masih menghadapi persoalan serius terkait pengelolaan sampah. Gunungan sampah di TPA Suwung disebutnya menjadi bukti keterbatasan sistem lama yang hanya mengangkut dan menumpuk. Pemprov Bali kini menggencarkan Program Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) dari rumah tangga hingga desa adat, serta menyiapkan pemanfaatan teknologi waste to energy di kawasan perkotaan dan pariwisata.
Koster juga menyampaikan telah menyiapkan sejumlah persyaratan yang diminta pemerintah pusat, mulai dari lahan minimal 5 hektare, kapasitas produksi sampah 1.000 ton per hari, hingga regulasi daerah. Ia berharap, selain masalah sampah, pemerintah pusat juga memberi perhatian pada kemacetan dan pengembangan infrastruktur untuk menunjang pariwisata Bali.
Dalam acara tersebut, Koster mengapresiasi dukungan AHY terhadap upaya pelestarian lingkungan Bali, termasuk hutan mangrove. “Kami berharap dukungan penuh Bapak Menko dalam mendorong pengelolaan sampah, tata ruang, dan pengembangan infrastruktur Bali,” katanya.
Editor: Ken
