DENPASAR, KEN-KEN – Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa didampingi Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristy Arya Wibawa, meresmikan Teba Modern yang dipusatkan di Lapangan Pasum Dusun Tegal Kori Kaja, Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, Sabtu (16/8). Peresmian ditandai dengan penuangan sampah organik dan eco enzym ke tong teba modern sebagai simbol dimulainya pemanfaatan teknologi ramah lingkungan ini.
Turut hadir Anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Gede Sumara Putra, Kabag Prokopim Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana, Perbekel Desa Ubung Kaja, I Wayan Astika, serta undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Wawali Arya Wibawa mengatakan bahwa secara teknis teba modern mampu menampung sekaligus mengurai sampah organik secara alami. Selain itu, inovasi ini juga berfungsi sebagai sumur resapan air yang dapat membantu mengurangi risiko banjir di wilayah padat penduduk.
“Walaupun kita membangun banyak teba modern, hasilnya tidak akan maksimal jika masyarakat tidak disiplin memilah sampah dari rumah. Karena itu, kami berharap masyarakat bijak mengelola sampah organik dan anorganik untuk mendukung keberhasilan program ini,” tegas Arya Wibawa.
Arya Wibawa juga mengapresiasi langkah Dusun Tegal Kori Kaja yang menjadi pelopor dalam penerapan teba modern. Ia berharap langkah ini dapat menjadi pemantik bagi desa dan kelurahan lain di Kota Denpasar untuk melakukan inovasi serupa.
“Ini adalah contoh nyata sinergi pemerintah desa dengan masyarakat. Jika dikelola dengan baik, teba modern akan menjadi solusi nyata dalam menciptakan Denpasar yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tambahnya.
Pelaksana Kewilayahan Dusun Tegal Kori Kaja, Putu Andriawan Agustina, menjelaskan bahwa peluncuran teba modern ini merupakan rangkaian perayaan HUT ke-80 Republik Indonesia. Selain menghadirkan tong komposter, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi kepada masyarakat agar merealisasikan teba modern di rumah masing-masing.
Menurutnya, manfaat teba modern tidak hanya mengurangi timbulan sampah organik, tetapi juga berfungsi sebagai sumur resapan untuk menangkal banjir pada musim penghujan.
“Kami berharap masyarakat bisa menanamkan pola 3K-2M, yaitu Kesadaran, Komitmen, Keberlanjutan; serta mengurangi Malas dan Meyobe (menunda-nunda). Dengan begitu, penerapan teba modern bisa berjalan maksimal,” ungkap Putu Andriawan.
Editor: Ken
