
Denpasar, KEN-KEN – Rekasadana (Pagelaran) Kesenian Topeng Gases Bali sebagai Duta Kota Denpasar sukses memukau penonton dalam gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center, Kamis (26/6) malam. Membawakan garapan bertajuk “Nyenuk Sudamala Bhuana”, pementasan ini menghadirkan pertunjukan topeng khas Denpasar yang sarat nilai spiritual dan filosofis.
Turut hadir memberikan dukungan, Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Anggota DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Kurator PKB XLVII, Prof. Dr. I Made Bandem, serta ratusan penonton yang memadati Kalangan Ayodya.
Pagelaran diawali dengan Topeng Panglembar, yakni Topeng Keras dan Topeng Tua. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan karakter Topeng seperti Penasar, Wijil, Dalem Arsa Wijaya, Punakawan, Parekan, Patih, hingga Topeng Dalem Sidakarya.
Koordinator Sekaa Topeng Gases Bali, Ketut Indra Wijaya, menjelaskan bahwa garapan ini terinspirasi dari tradisi sakral “Nyenuk”, yakni bagian dari ritual yadnya dalam agama Hindu Bali yang bermakna penyucian dan penyempurnaan. “Nyenuk melambangkan keseimbangan Tri Hita Karana, yakni hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan (parahyangan), sesama manusia (pawongan), dan alam (palemahan),” jelasnya.
Dalam cerita, dikisahkan Raja Ida Dalem Waturenggong bersama masyarakat melakukan yadnya di Pura Basukian. Prosesi diwarnai suasana ngayah penuh semangat, mulai dari pembuatan banten, tabuh, hingga tarian sakral. Kehadiran Topeng Sidakarya menjadi simbol pemurnian dan penutup seluruh prosesi, membawa restu serta mengusir energi negatif.
“Pementasan ini bukan semata hiburan, tetapi refleksi dari Nyastra-Nyagini—yakni penuangan nilai spiritual ke dalam seni. Gerak, nada, dan makna dalam topeng menjadi tirta yadnya, air suci yang mengalirkan dharma,” imbuh Indra Wijaya.
Sementara itu, Sekda Kota Denpasar Ida Bagus Alit Wiradana menyampaikan apresiasi tinggi atas penampilan Topeng Gases Bali. Ia menilai garapan yang disajikan sangat kuat dalam pengemasan cerita dan filosofi, disertai penguasaan teknik yang matang dari para seniman lintas generasi. “Penampilan tadi sangat luar biasa. Konsepnya matang, penggarapannya rapi, bahkan mampu mengundang gelak tawa tanpa mengurangi nilai spiritual di dalamnya. Semoga kesenian topeng di Denpasar tetap ajeg dan lestari,” ujar Alit Wiradana.
Editor: Ken