Forum ITOP ke-26 Digelar di Sanur, Bali Dorong Penguatan Pariwisata Kebugaran Berbasis Alam dan Budaya

0
123
Foto: Forum Inter-Island Tourism Policy (ITOP) ke-26 secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mewakili Gubernur Bali, pada Minggu (22/6/2025) di The Meru Sanur.

DENPASAR, KEN-KEN – Forum Inter-Island Tourism Policy (ITOP) ke-26 secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, mewakili Gubernur Bali, pada Minggu (22/6/2025) di The Meru Sanur. Forum internasional ini dihadiri delegasi dari berbagai wilayah anggota ITOP, antara lain Jeju, Hainan, Okinawa, Zanzibar, Provinsi Selatan Sri Lanka, dan Phuket.

Dalam sambutan tertulis Gubernur Bali yang dibacakan Sekda Dewa Made Indra, disampaikan apresiasi kepada seluruh delegasi atas partisipasinya. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antarwilayah kepulauan dalam membangun pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.

Forum tahun ini mengangkat tema “Pariwisata Kebugaran Berbasis Sumber Daya Alam dan Budaya”, yang dinilai selaras dengan arah pembangunan Bali sebagai destinasi berbasis kearifan lokal, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.

“ITOP merupakan forum strategis untuk bertukar pengalaman, pengetahuan, serta mencari solusi inovatif terhadap tantangan pariwisata kepulauan di era global,” ujar Dewa Made Indra.

Disebutkan pula bahwa Bali telah lama dikenal sebagai destinasi wisata budaya sejak 1920-an. Pulau ini menjadi tempat berkarya seniman dunia seperti Walter Spies dan Miguel Covarrubias, yang turut berperan dalam membangun citra Bali sebagai pusat kesenian dan budaya.

Baca Juga  Bupati dan Wakil Bupati Tabanan Siap Ikuti Retret Kepala Daerah Gelombang II di IPDN Jatinangor

Sekda Bali juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Jeju atas kontribusi seni budaya dalam acara pembukaan. Ia menyebut hal tersebut sebagai simbol kuat pertukaran budaya antardaerah dalam semangat kerja sama internasional.

“Kami mengajak seluruh delegasi untuk mengeksplorasi kekayaan budaya, keindahan alam, serta produk kerajinan khas Bali sebagai bagian dari pengalaman yang autentik dan berkesan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Jeju, Myong Kee Jin, menyampaikan bahwa ITOP Forum menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama antarkepulauan dalam pelestarian lingkungan dan budaya.

“Di Jeju, kami menjunjung tinggi tradisi dan kelestarian alam, termasuk ikon budaya kami, penyelam wanita legendaris Haenyeo. Kini kami fokus pada pengembangan green tourism sebagai langkah menghadapi perubahan iklim, dengan target keberlanjutan hingga 2035,” ungkapnya.

Ia juga memastikan bahwa Jeju siap menjadi tuan rumah ITOP Forum tahun 2026 yang dijadwalkan berlangsung Oktober mendatang.

Agenda ITOP Forum ke-26 mencakup Working Group Meeting, seminar internasional, kunjungan budaya ke Ubud, kunjungan lapangan ke Taman Hutan Raya Ngurah Rai, serta Sunset Dinner Cruise di atas kapal Phinisi. Puncak acara digelar pada 22 Juni 2025, ditandai dengan pembukaan resmi oleh Sekda Provinsi Bali, penandatanganan Joint Declaration, dan serah terima bendera ITOP dari Bali kepada Jeju, Korea Selatan.

Melalui penyelenggaraan ini, Bali tak hanya menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan dunia, tetapi juga tampil sebagai pelopor pembangunan pariwisata yang berbasis budaya, ramah lingkungan, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat lokal.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here