
Denpasar, KEN-KEN – Pemerintah Kota Denpasar menggelar upacara Pitenget Tumpek Krulut sebagai perwujudan Rahina Tresna Asih atau Hari Kasih Sayang bertempat di Kawasan Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung, Sabtu (7/6).
Upacara sakral yang merupakan piodalan Sang Hyang Aji Gurnita ini dilaksanakan dengan nuansa budaya dan kesenian Bali, ditandai dengan pagelaran berbagai jenis gamelan, serta persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Jelantik Kertha Jaya dari Griya Gede Kaliungu Kelod.
Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana hadir mewakili Wali Kota Denpasar, bersama Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar, I Wayan Sutama, unsur Forkopimda, Ketua MDA Kota Denpasar AA Ketut Sudiana, dan jajaran OPD.
Diawali dengan tarian Rejang Dewa dan Rejang Sari, perayaan Tumpek Krulut kali ini menghadirkan alunan khas tetabuhan Bali dari berbagai jenis gambelan seperti Gong Kebyar, Gender Wayang, Semarandhana, Semarapegulingan, Angklung Klentangan, Gong Gede, Gong Suling, Selonding, Gandrung, hingga Gambang dan Samapada. Seluruh rangkaian berlangsung khidmat diiringi kidung suci dan doa bersama.
“Peringatan Tumpek Krulut kali ini menjadi momen pemuliaan terhadap keindahan dan kebahagiaan hidup, sebagaimana termuat dalam Lontar Prakempa dan Aji Gurnita. Ini adalah saat yang tepat untuk menstanakan Sang Hyang Aji Gurnita dalam diri manusia,” ujar Alit Wiradana.
Ia menjelaskan, Tumpek Krulut merupakan hari suci untuk memuliakan tetangguran atau gamelan Bali sebagai perwujudan keindahan dan kesenangan sekala-niskala. Ini juga merupakan bagian dari kearifan lokal Jana Kerthi yang menekankan pemuliaan manusia melalui seni dan budaya.
Dengan tema “Aji Ghurnita Aneduh Buddhi” yang berarti “Memuliakan Keindahan Rasa dan Ketenangan Jiwa Menuju Harmoni dalam Persaudaraan”, Tumpek Krulut menjadi pengingat pentingnya menjaga kebersamaan dan keharmonisan melalui nilai kasih sayang dan budaya.
“Kita harus rawat warisan ini dengan niat mulia dan komitmen kuat. Mari menjadikan budaya sebagai penanda peradaban Bali Era Baru untuk menghadapi arus globalisasi dengan tetap berakar pada nilai-nilai lokal,” tuturnya.
Sementara itu, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pemuliaan seni budaya Bali, khususnya tetabuhan, yang telah menjadi identitas luhur masyarakat Bali.
[Ken]