JAKARTA, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., terbang ke Natuna di Kepulauan Riau hari ini, Selasa (7/3), guna melihat situasi dan kondisi pascabencana tanah longsor serta memastikan penanganan darurat dapat berjalan dengan baik.

Kepala BNPB terbang dari pangkalan udara TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma pada pukul 13.20 WIB menggunakan pesawat Hercules C-130 dan dijadwalkan tiba di Lanud Sadjad Ranai, Natuna sore hari. Setibanya di Natuna, Kepala BNPB akan memimpin rapat penanganan darurat bencana tanah longsor bersama seluruh unsur forkopimda Kabupaten Natuna.
Turut serta bersama dengan rombongan meliputi Deputi Bidang Penanganan Darurat, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) Abdul Muhari, tenaga ahli BNPB dan staf khusus.
Guna mendukung upaya pencarian, pertolongan dan evakuasi, BNPB turut mendatangkan tim BASARNAS dan relawan penanggulangan bencana dalam satu manifest.
Sebagai bentuk dukungan percepatan penanganan darurat tanah longsor, BNPB juga membawa beberapa logistik dan peralatan yang meliputi tenda pengungsi 4 buah, tenda keluarga 100 buah, selimut 500 kasman, matras 500 kasman, genset listrik ukuran 2 kva 15 unit, paket makanan 1.500, paket rendang 1.500, velbed 200 unit dan lampu garam 100 buah.
Di samping itu BNPB juga akan menyerahkan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan darurat.
Kepala BNPB beserta rombongan tim BASARNAS tiba di Ranai setelah menempuh penerbangan selama 2 jam 40 menit dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta. Saat tiba cuaca terpantau mendung berawan dengan angin cukup kencang. Menurut otoritas bandara dengan kondisi cuaca seperti itu tidak memungkinkan untuk melanjutkan ke Serasan yang menjadi lokasi tanah longsor, baik melalui udara atau laut.
Menurut pantauan dari satelit Himawari, wilayah Natuna-Serasan-Serawak terpantau adanya kumpulan awan hujan dengan indikator warna oranye hingga merah. Atas pertimbangan itu Kepala BNPB memerintahkan menunda keberangkatan.
“Atas pertimbangan cuaca maka kami memutuskan untukmenunda dulu perjalanan sampai situasi dan kondisi memungkinkan, sambil berkordinasi dengan pemerintah daerah dan menunggu dua unit heli yang akan mendarat malam ini,”jelas Suharyanto.
Selanjutnya, Kepala BNPB menginstruksikan kepada otoritas untuk terus memantau perkembangan cuaca. Jika memungkinkan akan dilanjutkan perjalanan baik melalui udara atau laut.
“Kami minta pihak terkait agar terus memantau dan melaporkan kondisi cuaca sehingga tim dapat melanjutkan misi ke Serasan,” ujar Suharyanto.
Data perkembangan terkini yang diterima dari Tim Gabungan Tanggap Bencana Serasan dan Serasan Timur pada Selasa, 7 Maret 2023, pada pukul 17.00 Wib jumlah korban meninggal jadi 11 orang dan 6 sudah teridentifikasi. Dan tercatat ada 219 orang mengungsi di PLBN Serasan, pengungsian Puskesmas sebanyak 215 orang, pengungsian Pelimpak dan Masjid Al Furqon sebanyak 500 orang, pengungsian di SMA Negeri 1 Serasan sebanyak 282 orang, sehingga jumlah pengungsi total mencapai 1.216 orang yang tersebar di empat titik.
REDAKSI
Sumber : Humas BNPB
Abdul Muhari, Ph.D.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB