BADUNG-ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Hingga saat ini, masalah sampah plastik dan sampah laut telah menjadi perhatian global seiring dengan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia. Terlebih lagi, sampah plastik menyumbang hingga 70% dari sampah laut, lantaran produk plastik dan bahan lainnya yang dibuang akan melewati sungai dan bermuara menjadi sampah lautan.
Jika terkena ombak dan sinar ultraviolet, sampah tersebut akan tetap berada dalam lingkungan sebagai mikroplastik. Bahkan, para ahli memperkirakan, bahwa volume sampah plastik di lautan akan meningkat yang melebihi jumlah ikan pada tahun 2050.

Akibat banyaknya serbuan sampah laut di sepanjang pantai di Bali, selanjutnya, MOL Group sebagai salah satu perusahaan pengangkutan sampah terbesar di dunia ini meluncurkan kapal canggih pengumpul sampah.
Menariknya, PT MOL Blue Ocean Indonesia sebagai anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh MOL Group memposisikan pelestarian lingkungan laut sebagai isu utama. Mengingat, perusahaan ini akan terus bekerja guna mempromosikan konservasi lingkungan laut di dunia dengan menggunakan jaringan grupnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan suatu saat terjadi alih teknologi (transfer of technologi). Selain itu, MOL Group akan bergabung dengan Proyek Restorasi atau Konservasi Mangrove di Indonesia untuk mewujudkan menjadi perusahaan yang positif bagi perlindungan keanekaragaman hayati laut.
Hal tersebut disampaikan Managing Director of MOL Asia Oceania, Nobuo Shiotsu didampingi General Manager Sales Planning Team Corporate Marketing Divison, Mitsui O.S.K. Lines, Ltd.,Tetsushi Matsuoka, saat PT MOL atau Mitsui O.S.K. Lines, Ltd., menggelar acara uji coba produk, pengenalan dan demonstrasi alat pembersih pantai di Eight Degrees South, Conrad Hotel Bali, Pratama 168, Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, Rabu, 1 Maret 2023.
Lebih lanjut, Nobuo Shiotsu menjelaskan pada tahun 2022, PT MOL juga telah menempatkan konservasi lingkungan kelautan sebagai isu utama dalam “MOL Group Environmental Vision 2.1”. Bahkan, MOL Group secara proaktif mengambil inisiatif dalam konservasi lingkungan bahari meliputi pengembangan perangkat pengumpul mikroplastik laut, kegiatan pembersihan pesisir dan kegiatan pendidikan yang berkontribusi secara terus menerus pada pertumbuhan masyarakat lokal secara berkesinambungan.
“Kami MOL Group ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap laut dan lingkungan di Bali dengan mengumpulkan sampah plastik dan sampah laut lainnya menggunakan kapal dan peralatan pengumpul sampah. Kami merasa sangat senang dan ingin memberikan apresiasi kami terhadap masyarakat Indonesia yang telah mendukung MOL selama lebih dari 50 tahun dan juga kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam melestarikan bumi bagi masyarakat di seluruh dunia,” terangnya.
Dengan adanya uji coba dan demonstrasi alat pembersih pantai, diakuinya sebagai sebuah langkah kecil bagi lingkungan. Namun, hal tersebut menjadi satu lompatan besar bagi MOL Group sebagai perusahaan penunjang prasarana sosial dengan laut.
“Dengan dimulainya demonstrasi hari ini di Bali, MOL Group mencoba yang terbaik dengan terus memanfaatkan jaringannya di seluruh dunia untuk berkontribusi pada konservasi lingkungan laut di seluruh dunia,” kata Nobuo Shiotsu.
Hal senada juga disampaikan Direktur Utama PT MOL Indonesia Hiraku Sato yang mengatakan, bahwa pihaknya menawarkan fokus baru dalam penyediaan layanan untuk konservasi lingkungan laut sebagai upaya perlindungan dan pelestarian ekosistem laut yang pengelolaannya melalui pengumpulan sampah laut.
“Sekali lagi, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara “Ceremony of Bali Beach Cleaning Project”. Hal ini sebagai awal yang berkesan, dengan menyaksikan demonstrasi alat kami di Bali sebagai penanda dimulainya project ini,” paparnya.
Sementara itu, General Manager Sales Planning Team Corporate Marketing Divison, Mitsui O.S.K. Lines, Ltd.,Tetsushi Matsuoka menjelaskan demonstrasi pengumpulan sampah laut di Tanjung Benoa ini juga akan menjadi gambaran mengkomersialkan teknologi ini dan memulai studi kelayakan model bisnis untuk pengenalan kapal pengumpul sampah laut di Bali.
Disebutkan, MOL Group sendiri mengidentifikasi isu-isu sosial atau materialitas untuk diprioritaskan melalui bisnisnya, dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan memenuhi visi MOL Group.
“Bali sendiri dipilih sebagai pilot project pembersihan pantai, lantaran belakangan ini mengemuka persoalan serbuan sampah laut di sejumlah pantai di Bali, terutama saat terjadi angin barat. Selain itu, Bali juga karena sangat terkenal dan kami ingin pariwisata Bali tidak terganggu oleh sampah sehingga tercipta destinasi pariwisata yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Tetsushi Matsuoka.
Sementara itu, Founder BWC (Bali Waste Cycle), Putu Ivan Yunatana didampingi Direktur BWC Olivia Anastasia Padang sangat mendukung keberadaan keberadaan PT MOL di Bali. Bahkan, PT MOL sudah melakukan pendekatan terhadap berbagai stakeholder kepariwisataan di Bali, diantaranya adalah Bali Waste Cycle (BWC).
“Betul, sudah ada kerjasamanya dengan BWC untuk dieksekusi di darat sampah yang diambil dari laut,” pungkasnya. (ace).
Foto: Managing Director of MOL Asia Oceania, Nobuo Shiotsu (kanan) dan General Manager Sales Planning Team Corporate Marketing Divison, Mitsui O.S.K. Lines, Ltd.,Tetsushi Matsuoka (kiri), saat memberikan keterangan pers, dalam acara uji coba, pengenalan dan demonstrasi alat pembersih pantai di Tanjung Benoa, Rabu, 1 Maret 2023.