Yayasan Pura Siwa Pakusari Menggelar Acara Nyurud Ayu Metatah, Metelubulanan, dan Mewinten Diikuti 34 Sisya

0
412
Fotoa: Ketua Yayasan dan Pengempon Pura, I Nyoman Arnawa, mengadakan Nyurud Ayu, metatah masal.

Tabanan, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media –

Yayasan siwa Pakusari pada saat Pujawali di Pura Dangkahyangan Luhur Siwa Pakusari kembali akan melaksanakan kegiatan Nyurud Ayu yaitu Matelubulanan,  Metatah/potong Gigi, dan Mewinten sebagai wujud kepedulian yayasan terhadap krama Bali dalam menjalankan kewajibannya terhadap diri dan putra putrinya. Seperti kita ketahui upacara seperti di atas jika dilaksanakan di rumahnya masing2 bisa menghabiskan dana yg cukup besar (30-50) juta rupiah dan waktu utk mempersiapkan sampai pelaksanaan tidak kurang dari 3 hari. Jika dengan bersama atau Nyurud Ayu seperti yang telah dilaksanakan pada tahun 2021 maka biaya dan waktu sangat efektif dan murah.

Foto: Nyurud Ayu, 2021, ring Pura Luhur Siwa Pakusari.

Nyurud Ayu pertama kali dilaksanakan 26 Oktober 2021, dengan jumlah sisya (peserta ) yang ikut 25 orang. Sementara sisya (peserta) yang terdaftar sebanyak 34 orang terdiri dari 21 orang metatah, 8 orang metelubulanan dan 5 orang melakukan pewintenan.

Menurut Pengempon Pura dan Ketua Yayasan Siwa Pakusari I Nyoman Arnawa, S.Sos., kegiatan ini sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat khususnya sisya dan juga terbuka untuk umum.

“Upacara Pujawali di Pura Luhur Dangkhayangan Siwa Pakusari ini yang jatuh pada Anggara (Selasa) Kliwon, Julungwangi untuk kali ini diisi dengan upacara Nyurud Ayu, dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada sisya (umat) dan mengurangi beban dari upacara kalo diadakan sendiri tentunya biayanya akan cukup besar, disamping juga waktu dalam persiapan, jika dilakukan sendiri,” ujar I Nyoman Arnawa Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Tabanan.

Menurutnya dengan semangat gotong-royong serta suecan (berkah) dari Ida Sesuhunan di Pura Siwa Pakusari ini, maka jalannya upacara dan juga tujuan dari upacara metatah, metelubulanan, dan pewintenan akan terkabul tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.

“Kami seluruh sisya dan pengempon Pura akan menjadikan tradisi ini sebagai suatu tradisi yang sangat penting bagi generasi mendatang. Karena tidak menjadi beban bagi mereka nantinya,” sambung Nyoman Arnawa.

[AW]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here