Safari Politik Ketum Golkar Airlangga Hartarto Diterima Langsung Oleh SBY di Puri Cikeas

0
203
Foto: Ketum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketua PPP Mardiono (Ist)

Cikeas, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Safari politik Ketum Golkar Airlangga Hartarto untuk bertemu dengan Pimpinan Partai Demokrat diterima langsung oleh Ketua Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Cikeas Sabtu (29/4/23).

SBY yang ditemani oleh kedua putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ibas lalu mengajak Airlangga untuk mengobrol di ruang perpustakaan Cikeas. Pertemuan berlangsung selama satu jam lebih dan akhirnya Ketum Demokrat AHY dan Ketum Partai Golkar Airlangga keluar menuju tempat untuk melakukan konferensi pers.

Dalam konferensi Pers AHY menyampaikan bahwa pertemuan antara Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dengan SBY menurutnya berlangsung penuh keakraban karena sebelumnya Partai Golkar dan Demokrat pernah bekerja sama cukup lama, selama 10 tahun dalam pemerintahan SBY kala itu. Hal ini tentunya sesuatu hal yang tidak dapat dilupakan oleh kedua pimpinan partai.  

Agus Harimurti juga menyampaikan kalo akhir-akhir ini SBY disibukan oleh kegiatan dan kegemaran barunya yaitu melukis, dan nantinya lukisannya akan di letakan di museum yang akan dibangun di Pacitan.

“Bapak SBY memang akhir ini disibukan oleh kegemaran untuk melukis sehingga baru bisa memenuhi niat Pak Airlangga untuk bertemu dan bersilahturahmi. Jadi walaupun saat ini kami berbeda koalisi tetapi untuk berbicara tentang kebangsaan tentunya memiliki semangat yang sama,” ujar Agus Harimurti.

Menurut AHY demokrasi saat ini yang terjadi di Indonesia mengalami kemunduran hal ini terlihat. Ditengah proses tahapan pemilu sudah berjalan, namun ada niatan dari tokoh politik untuk merubah sistem pemilu yang sudah berjalan selama ini, yang menurutnya tidak masuk akal sehat. Ada keinginan untuk merampas hak-hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

“Sistem politik ingin di otak-atik, untuk mengubah sesuatu yang tidak perlu diubah seperti contoh ,sistem pemilu yang sampai saat ini belum jelas apakah sistem terbuka atau tertutup,” ujarnya.

Seraya mengingatkan pertemuan pimpinan partai di Dharmawangsa saat itu yang menolak sistem pemilu tertutup. Ini keluar dari akal sehat kita, ketika hak rakyat dirampas dalam sistem demokrasi kita.

“Menyikapi konstetasi politik yang terjadi dan terlihat dimedia masa akhir-akhir ini saat masih suasana hari raya banyak dinamika politik,” ujarnya.

“Koalisi bukan hanya untuk bagi-bagi kekuasaan, bukan hanya mengikuti pemilu lima tahunan namun ada hal yang menjadi kemajuan kedepan, sehingga kami dua partai perlu menjalin kembali kerjasama,” ujar Agus Harimurti.

Selanjutnya Airlangga Hartarto mengawali pembicaraanya atas namai keluarga besar Partai Golkar mengucapkan minal walfaizin, dan selamat Idul Fitri.

“Ini adalah menindaklanjuti pertemuan sebelumnya. Ini dua partai yang duduk di dua tempat yang berbeda, yang satu di pemerintahan dan satu di oposisi. Demikian pula saat ini Partai Golkar membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan tujuan membuka ruang komunikasi dengan berbagai partai politik untuk menghindari jangan sampai karena pemilu menimbulkan negara terbelah, jangan sampai menggunakan politik identitas yang menimbulkan luka yang lama. Mari kita sambut pemilu dengan bergembira . Nah hal ini akan tercapai melalui komunikasi politik yang intens,” ujarnya

Airlangga mengatakan kita disini menganut sistem demokrasi Pancasila. Negara Indonesia yang besar tidak cukup jika dipimpin oleh hanya satu partai politik, namun perlu bekerja sama untuk membangun Indonesia Raya.

“Ilustrasi nya seperti olah raga volley melalui team work, bertanding dengan semangat dan kegembiraan, jadi pesta politik harus dibuat seperti itu. Posisi tidak harus dalam posisi atau tempat yang sama, walaupun posisi berbeda untuk tujuan kesejahteraan menuju bonus demograpi pada tahun 2038,” ujar Ketum Golkar Airlangga.

“Kesatuan politik pasca pemilu itu penting dan harus dirintis dari sekarang melalui komunikasi politik. Undang-undang kami masih punya PR termasuk perubah terbuka atau tertutup. Terakhir harapannya pemilu dapat berjalan lancar dan demokratis,” ujarnya

Dalam menanggapi pertanyaan dari media terkait dengan tensi politik setelah ditetapkannya Ganjar Pranowo sebagai capres, dan PPP yang sudah bergabung dan PAN akan menyusul.   Airlangga menjawabnya dengan satu ungkapan  cross road, Indonesia mengalaminya pada tahun 1965 dan 1998. Saat ini jangan sampai terjadi lagi cross road. “Tahun depan kita harus berfikir berjuang dari negara midlle income menuju negara maju. Dengan bonus demography diharapkan kita lolos dari midle income menuju negara maju,” ujar Airlangga mengakhiri

[AW]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here