Walikota Jaya Negara Hadiri Karya Ngenteg Linggih Wraspati Kalpa di DNA Kota Denpasar

0
97
Foto: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara saat menghadiri Karya Pemelaspas, Ngenteg Linggih, Padudusan Alit, Mupuk Pedagingan, Mecaru Rsi Gana dan Mecaru Wraspati Kalpa di Parahyangan Padmasana Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Kota Denpasar bertepatan dengan Purnama Sasih Kaenem, Kamis (4/12).

DENPASAR, KEN-KEN — Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. Sagung Antari Jaya Negara menghadiri Karya Pemelaspas, Ngenteg Linggih, Padudusan Alit, Mupuk Pedagingan, Mecaru Rsi Gana, dan Mecaru Wraspati Kalpa di Parahyangan Padmasana Gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Kota Denpasar, Kamis (4/12). Upacara yang bertepatan dengan Purnama Sasih Kaenem ini digelar sebagai wujud keseimbangan berlandaskan Tri Hita Karana.

Turut hadir Forkopimda Kota Denpasar, Kepala Kantor Kemenag Kota Denpasar Ida Bagus Ketut Rimbawan, Ketua MDA Kota Denpasar AA Ketut Sudiana, pimpinan OPD, serta masyarakat. Rangkaian karya diawali dengan sesolahan Tari Rejang Dewa, Tari Rejang Renteng, dan Topeng Wali, kemudian ditutup dengan persembahyangan bersama dan prosesi ngerebeg caru.

Baca Juga  Walikota Jaya Negara Hadiri Melaspas Bale Kulkul Banjar Ceramcam Desa Adat Kesiman

Kadis Pariwisata Kota Denpasar Ni Luh Putu Ryastiti menjelaskan, karya ini merupakan implementasi Tri Hita Karana agar keharmonisan sekala maupun niskala dapat terus terjaga. Ia menambahkan, rangkaian karya telah dimulai sejak 26 November dengan nanceb tetaring, mareresik, dan masang wastra, dilanjutkan matur piuning pada 30 November. Puncak karya dilaksanakan pada Kamis (4/12), dan akan ditutup dengan penyineban pada Jumat (5/12). “Semoga dengan pelaksanaan upacara ini keseimbangan parahyangan, palemahan, dan pawongan dapat terjaga, sehingga DNA sebagai pusat kegiatan kreatif terus tumbuh optimal,” ujarnya.

Walikota Jaya Negara memberikan apresiasi atas pelaksanaan karya di parahyangan suci DNA. Menurutnya, upacara ini sejalan dengan visi Kota Kreatif Berbasis Budaya menuju Denpasar Maju, berlandaskan spirit Vasudhaiva Kutumbakam yang bermakna menyama braya, bahwa kita semua bersaudara. “Dengan pelaksanaan karya ini mari kita tingkatkan srada bhakti sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” tegasnya.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here