
“Kolaborasi dengan Universitas DAPAZ, Dorong Pengelolaan Berbasis Digital dan Pentahelix“
DILI, KEN-KEN – Timor Leste tengah berupaya mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan budaya sebagai penopang ekonomi selain sektor migas dan pertanian. Salah satu aset wisata yang dinilai memiliki prospek besar adalah kawasan Area Branca dengan ikon Patung Kristo Rei di Distrik Dili. Namun, meski infrastruktur dasar telah dibangun sejak tahun 2000, pengelolaan dan pemeliharaan kawasan wisata tersebut masih belum optimal.
Menjawab tantangan tersebut, Universitas Warmadewa (Unwar) Bali terpanggil melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Program ini menggandeng Universitas DAPAZ Timor Leste dengan fokus pada tata kelola wisata dan strategi pemasaran berbasis digital.
Kegiatan berlangsung pada 24–25 Juli 2025 melalui pertemuan dengan Kementerian Pariwisata Timor Leste, Pemerintah Daerah Distrik Dili, Kepala Desa Mateaut, serta tokoh masyarakat setempat. Selanjutnya, pada 26 Juli 2025 digelar Focus Group Discussion (FGD) bersama warga Desa Mateaut untuk merumuskan model pengelolaan dan strategi promosi wisata. Dalam forum tersebut, tim Unwar juga membagikan best practice pengelolaan pariwisata Bali sebagai rujukan.
Hasil pendampingan merekomendasikan model pengelolaan kolaboratif berbasis pentahelix. Konsep ini melibatkan pemerintah sebagai regulator, swasta dan pelaku wisata sebagai penyedia modal serta layanan, media sebagai promotor, dan masyarakat lokal sebagai penggerak utama. Pendekatan kolaboratif dinilai penting untuk memperkuat komitmen bersama dalam mengembangkan wisata religius Kristo Rei.
Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat hubungan akademik antara Indonesia dan Timor Leste, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan di kawasan Area Branca,” ungkap Dekan FPs Pascasarjana, Prof. Dr. Ni Made Mahendrawati.
Selain itu, tim PKM Unwar dan Universitas DAPAZ juga mendorong penerapan strategi pemasaran digital melalui media sosial. Upaya ini diharapkan dapat memperluas jangkauan promosi, sehingga Patung Kristo Rei sebagai ikon wisata religi tidak hanya dikenal di kawasan regional, tetapi juga mendunia.
Penulis: Dr. Made Mardika
Editor: Ken