Seniman Indonesia–Prancis Angkat Isu Lingkungan Lewat Pameran The Art of Harmony

0
284
Foto: Pameran Duo Exhibition. The Art of Harmony: Living Earth, Living Culture.

BADUNG, KEN-KEN – Pameran seni Duo Exhibition bertajuk The Art of Harmony: Living Earth, Living Culture resmi dibuka (22/8/2025), di The Luc, Canggu, Badung. Pameran ini menghadirkan dua perupa lintas negara, yakni seorang seniman asal Wonosobo–Yogyakarta yang kini menetap di Bali, dan seniman asal Prancis yang sudah lima tahun tinggal di Bali.

Pameran ini dihadiri oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ganjar Pranowo, Gubernur Jateng, dua periode (2013-2023), Ketua Umum Kagama, dua periode 2014-2024, yang saat ini sebagai Wakil Ketua DPP Bidang Otonomi Daerah, sekaligus turut membuka pameran The Art of Harmony: Living Earth, Living Culture.

“Bali itu selalu ngangenin, karena kaya dengan kebudayaan sehingga orang selalu banyak yang datang ke Bali,” ujar Ganjar.

Kedua seniman yaitu, Untoro asal Wonosobo dan Mickael asal Prancis menampilkan 45 karya—22 karya kanvas dan akrilik, serta 23 karya berbasis material limbah pantai. Meski berbeda media, keduanya sama-sama mengusung isu lingkungan, budaya, dan kesadaran sosial.

Foto: Seniman, Untoro (tengah), bersama putra dan putri, dalam Pameran Duo Exhibition, The Art of Harmony.

“Kami ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi bahasa universal untuk menghubungkan manusia, budaya, dan alam,” ujar Untoro, salah satu seniman.

Pameran ini sekaligus menjadi wadah donasi. Sebagian hasil penjualan karya akan dialokasikan bagi anak-anak yang hidup di kawasan pembuangan sampah. Para pengunjung dapat melihat, membeli, atau mengoleksi karya lewat sistem barcode yang menampilkan deskripsi sekaligus harga.

Baca Juga  Megawati Soekarnoputri: “Produk Lokal Harus Punya HAKI, Jangan Sampai Diklaim Asing”

Para perupa berharap karya-karya ini dapat menggugah kesadaran baru tentang pentingnya menjaga budaya dan kelestarian lingkungan. “Budaya adalah benteng terakhir bangsa. Lewat seni, kami ingin mengingatkan bahwa menjaga alam dan budaya adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” tegasnya.

Selain karya seni rupa, pengunjung juga diajak berdialog soal isu-isu lingkungan dan sosial yang menginspirasi karya. Pameran ini terbuka bagi publik dan diharapkan mampu memperkuat kepedulian generasi muda terhadap seni, budaya, dan kelestarian bumi. (art)

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here