
BANGLI, KEN-KEN – Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Warmadewa melalui tim dosen dan mahasiswa melaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) bersama Kelompok Pengrajin Sokasi “Keben Asri” di Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Desa Sulahan dikenal sebagai sentra kerajinan anyaman bambu, khususnya sokasi, yang memiliki keunikan dari segi desain, kualitas bahan baku, dan teknik pembuatan tradisional.
Meski memiliki potensi besar, kelompok pengrajin setempat masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan pemasaran, manajemen usaha yang sederhana, serta akses permodalan yang sulit. Menanggapi hal tersebut, LPM Universitas Warmadewa menginisiasi pendampingan usaha melalui pengelolaan manajemen secara profesional dan optimalisasi pemasaran berbasis digital.
Program ini dilaksanakan oleh dosen Universitas Warmadewa, A.A. Sri Purnami, S.E., M.Si., selaku Ketua Tim, dan I Ketut Selamet, S.E., M.Si., sebagai anggota, bermitra dengan Kelompok Pengrajin Sokasi Keben Asri yang diketuai Ni Nengah Wenten.
“Tujuan kegiatan ini adalah mengatasi keterbatasan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam pengelolaan usaha, sehingga mereka mampu mengelola secara profesional dan memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran,” jelas A.A. Sri Purnami.
PKM ini dilaksanakan selama tiga bulan, mulai Mei hingga Juli 2025, dengan skema kegiatan berupa sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan. Kegiatan diawali penyerahan bantuan 20 set pisau khusus untuk memproses bahan anyaman, dilanjutkan pelatihan manajemen usaha, termasuk pembukuan dan penyusunan proposal kredit.

I Ketut Selamet menambahkan, keterampilan membuat pembukuan dan proposal kredit sangat penting agar pengrajin dapat memisahkan modal usaha dari kebutuhan rumah tangga, serta memudahkan akses pembiayaan dari lembaga keuangan dengan bunga rendah.
Selain itu, aspek pemasaran digital menjadi fokus utama. Pengrajin diberikan pelatihan pembuatan dan pengelolaan akun media sosial serta marketplace, guna memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan produk.
Ni Nengah Wenten, Ketua Kelompok Keben Asri, mengaku senang dan berterima kasih atas pendampingan ini.
“Kelompok ini dibentuk untuk mewadahi warga yang mau belajar, bertukar informasi, dan berkembang bersama. Selama ini penyuluhan terkait manajemen usaha dan pemasaran digital masih minim, sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat,” ujarnya.
Melalui program ini, diharapkan para pengrajin sokasi di Desa Sulahan dapat mengembangkan potensi mereka secara maksimal, memperluas pasar, serta menjaga kelestarian kerajinan tradisional yang menjadi identitas budaya daerah.
Kontributor: Komang
Editor: Ken