Tuesday, July 1, 2025

“Lata Mahosadhi” Tema Karya Ogoh-ogoh STT Tunas Ambara, Banjar Ambengan, Pedungan

Share

Denpasar, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Perayaan hari raya Nyepi Caka 1945, yang tinggal beberapa hari lagi mulai terasa saat melihat Ogoh-ogoh mulai diperlihatkan di Balai Banjar desa Adat kota Denpasar, untuk dinilai dalam lomba Ogoh-ogoh se-Kota Denpasar, mulai Kemis, (9/3/2023).

Foto : Kordinator/ Arsitek Ogoh-ogoh Lato Mahosadhi, Banjar Ambengan, Pedungan, Kemis (9/3)

Berbagai model dan tokoh dituangkan dalam karya Ogoh-ogoh oleh generasi muda Sekaa Teruna Teruni (STT), dengan melampirkan sinopsis dari ide/tema yang diangkat dalam karya seni mereka.

Menurut Putra Ariawan dari STT. Tunas Ambara, Br. Ambengan sebagai kordinator atau arsitek Ogoh-ogoh, tema yang diangkat adalah tokoh pewayangan, raksasa, dan juga tokoh para dewa, untuk memberikan pesan kepada manusia yang sarat dengan nilai-nilai budaya dan agama Hindu.

Salah satu karya Ogoh-ogoh dari STT. Tunas Amabara Banjar Ambengan, Desa Pedungan mengambil tema atau cerita Sri Rama dan Laksmana yaitu “Lata Mahosadhi”.

“Lata Mahosadhi adalah sebuah tanaman yang dapat menyembuhkan segala penyakit dan dapat menangkal serangan penyakit dari kekuatan magis,” ujar Putra Ariawan.

 Hal ini diceritakan saat pasukan Sri Rama dan Laksmana menggempur Alengka yang dibantu oleh pasukan kera dibawah Raja Sugriwa dan Hanoman. Saat itu putra Rahwana Indrajit melepaskan panah yang membuat semua pasukan kera tertidur pulas oleh kekuatan panahnya, sehingga dapat dibantai dengan mudah oleh pasukan raksasa.

Lalu Wibisana memberitahu Hanoman, bahwa ada tanaman yang dapat menyembuhkan dan menghilangkan pengaruh dari kekuatan panah Indrajit yang bernama tanaman “Lata Mahosadhi”. Namun tanaman tersebut dijaga oleh dua raksasa sakti yang bernama Kala Ireng dan Kala Bang.

Perjuangan Hanoman melawan raksasa inilah yang diambil sebagai tema dalam karya Ogoh-ogoh  STT. Tunas Ambara Banjar Ambengan Pedungan .

Sementara itu terlihat Dewan Juri Lomba Ogoh-ogoh melakukan penilaian di Banjar Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa, dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan parameter atau kriteria penilaian lomba.

Lalu mulai di demonstrasikan fitur-fitur yang diusung seperti menggunakan dynamo untuk menggerakan, dan dapat berputar kiri- kanan.

Bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Menggunakan bahan yang ramah lingkungan sehingga sesuai dengan program pemerintah kota Denpasar mengurangi sampah plastik.

Menurut Putra lama pengerjaan Ogoh-ogoh kurang lebih dua bulan, dengan dikerjakan secara gotong royong oleh seluruh Sekaa Terun-Teruni saat pulang kerja atau pulang sekolah.

Saat ditanya anggaran dalam pembuatan karya Ogoh-ogoh, “Biaya atau anggaran dari pembuatannya sekitar lima puluh juta-an,” katanya.

“Anggaran ini kami dapatkan dari bantuan BKK pemerintah daerah, dan juga dari mengadakan penggalian dana melalui Bazzar, dan juga donatur dari pejabat dan perusahaan yang ada disekitar desa kami,” ujar Putra.

Penulis : AW

Editor : AW

Read more

Local News