Kembali Desa Adat Beratan Samayaji Melaksanakan Ngaben Masal

0
476
Foto: Prosesi Ngaben Masal di Desa Adat Beratan Samiyaji, (9/7).

BULELENG, KEN-KEN – Bertepatan dengan Anggara, Paing, Watugunung, Selasa 9 juli 2024, Desa Adat Beratan Samayaji, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, disibukkan dengan upakara yadnya Ngaben masal, Metatah dan Ngelungah secara masal. Ngaben dan Metatah masal ini dipuput oleh Ida Sri Mpu Dharma Adnyana, dilaksanakan lima tahun sekali dan sudah berlangsung sejak tahun 2019.

Menurut Bendesa Adat Beratan Samayaji, I Ketut Ngurah awatara Ema Putra mengatakan acara Ngaben masal ini dilaksanakan setiap 5 tahun sekali dan sudah terlaksana 2 kali.

“Desa Adat Beratan Samayaji sudah dua kali melaksanakan kegiatan Ngaben, Metatah ,dan Ngelungah masal dimana masing masing KK dikenakan biaya 600 ribu rupiah selama lima tahun dan boleh dicicil setiap tahun ” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan Awatara yang juga Ketua Panitia Ngaben masal bahwa Ngaben dan Metatah serta Ngelungah masal ini merupakan hasil paruman desa adat yang wajib diikuti oleh semua krama adat Beratan Samayaji. Dengan adanya Ngaben dan Metatah Masal ini tujuannya, meringankan beban krama.

Baca Juga :

< Lihadnyana Sayangkan, Oknum ASN Pemkab Buleleng Ditangkap Diduga Terjerat Narkoba

“Ngaben ini sangat membantu krama yang tidak mampu dengan cara gotong royong disamping Ngaben juga melaksanakan Metatah dan Ngelungah secara masal” ujarnya.

Sementara itu Kelian adat desa Beratan yang juga Sekretaris Panitia Ngaben masal, Nyoman Ngurah Suharta menambahkan krama sangat diringankan dengan adanya Ngaben dan Metatah serta Ngelungah masal tersebut dengan sistim urunan atau gotong royong ” ungkapnya.

Adapun jumlah peserta Ngaben masal dan Metatah dan Ngelungah masal menurut Nyoman Ngurah Suharta di ikuti sebanyak 45 sawa, Metatah 54 orang dan Ngelungah 43 sawa. Dimana Sehari sebelum dilaksanakan Ngaben ada prosesi medeeng yang diikuti ratusan muda mudi dan krama desa dengan menggunakan pakaian khas asli Desa Beratan berupa songket.

“Prosesi medeeng dengan menggunakan songket asli Beratan sudah merupakan tradisi turun temurun yang terus dilestarikan ” katanya.

Ketika ditanya masalah biaya Bendesa Adat Beratan Samayaji Ngurah Awatara mengaku berasal dari iuran wajib setiap KK Rp.600 ribu, bantuan dari Pj. Bupati Lihadnya Rp.5 juta, juga dari sumbangan krama baik berupa uang maupun barang yang tidak mengikat atau sukarela. Untuk biaya yang dihabiskan untuk Ngaben dan Metatah masal menghabiskan biaya sekitar Rp.250 juta.

[wins]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here