Megawati Soekarnoputri Ingatkan Kembali Semangat Reformasi

0
439
Foto: Megawati Soekarnoputri membuka Rakernas ke-5 PDI Perjuangan, Jakarta, (24/5).

JAKARTA, KEN-KEN – Dalam pidato politiknya Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada Pembukaan Rakernas ke-5 PDI Perjuangan di Beach City Ancol, Jakarta, (24/5/2024) mengingatkan kembali semangat reformasi.

Selaku ketua umum dan atas nama PDI Perjuangan, Megawati mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, yang dengan penuh semangat  dan kecintaannya selalu mendukung PDI Perjuangan sehingga tetap berdiri tegak, dan dapat memenangkan Pileg 2024.

“Nggak apa-apa tadikan ada banteng penuh panah, nggak apa-apa kita tahan banting kok, Berani apa tidak?” tanya Megawati.

Baca Juga :

< Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI Perjuangan ke-5 dengan Tema Satyam Eva Jayate Dibuka oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri

“Nanti orang-orang mencap Ibu Mega propovokator, ya saya sekarang memang provokator demi kebenaran dan keadilan,” tegasnya.

Selanjutnya Megawati mengatakan perjuangan ini tidaklah mudah apa yang terjadi adalah badai anomali yang meledak akibat kecurangan yang ia sebut TSM, terstruktur, sistematis, dan masif, sehingga dibutuhkan tekad yang kuat dalam mewujudkan demokrasi dan cita-cita Indonesia Raya.

Reformasi itu lahir sebagai koreksi menyeluruh terhadap watak pemerintahan otoriter untuk mewujudkan negara hukum yang demokratis. Dalam proses ini partai politik, pers, dan supremasi hukum sistem meritokrasi, dan pemilu yang jurdil harus hadir dalam satu ekosistem demokrasi.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa reformasi melepaskan TNI Polri dari politik praktis. Yang mana selama jaman orde baru dijadikan alat kekuasaan. Ia berharap agar TNI Polri belajar dari seniornya, belajar dari lahirnya reformasi.

“Disini ada pak Andika Perkasa, biasanya saya panggil Dik, saya sering bertanya gemana sih sekarang TNI, demikian juga kapan polisi bisa seperti pak Hugeng, kapan polisi tidak mengintimidasi rakyatnya, saya ada buktinya kok” ungkap Megawati.

“Masak Polisi dibawa lagi ke politik praktis seperti saat pemilu yang lalu,” katanya.

Megawati menanyakan, untuk apa ada reformasi, melihat dari kondisi saat ini, membuatnya heran, barang bagus dipergunakan tidak bagus. Bahwa  lahirnya KPK dan MK pada saat ia  sebagai Presiden RI ke-5, tapi saat ini  bisa diintervensi oleh kekuasaan.

“Barang yang saya bikin kok tidak dipergunakan dengan baik,” ketusnya.

“Sering dinyatakan pemilu 2024 adalah pemilu yang paling buruk dalam demokrasi, pernyataan ini disuarakan oleh akademisi, guru besar, budayawan dan seniman, namun menurutnya terjadinya pengingkaran terhadap hak kedaulatan rakyat itu sendiri,” pungkasnya.

[aw]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here