Makna Pemasangan Penjor dalam Menyambut Hari Raya Galungan

0
231
Foto: Akademisi Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H.

DENPASAR, KEN-KEN – Pemasangan penjor dalam menyambut Hari Raya Galungan merupakan simbol kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Penjor juga dimaknai sebagai gunung suci, lambang kemakmuran, serta gambaran harmoni yang merefleksikan filosofi Tri Hita Karana dalam menjaga hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Dr. Wayan Rideng, S.H., M.H., dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Hukum dan Hukum Adat pada Program Magister Hukum Fakultas Pascasarjana Universitas Warmadewa. Menurutnya, pemasangan penjor juga merupakan wujud syukur dan bhakti umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan setiap elemen penjor memiliki makna tersendiri sesuai pedoman sastra agama Hindu.

“Pemasangan penjor biasanya dilakukan pada Penampahan Galungan sebagai tanda turunnya para dewa dan leluhur ke bumi untuk memberikan berkah serta melindungi umat manusia,” jelasnya.

Dalam konteks sosiologi hukum, penjor merupakan manifestasi hukum adat dan norma sosial yang ditaati secara kolektif oleh masyarakat Hindu. Meski tidak diatur secara tegas dalam awig-awig maupun perarem, pemasangan penjor tetap dijalankan sebagai bentuk kepatuhan terhadap aturan tidak tertulis.

Baca Juga  Tekan Inflasi Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan

Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu tidak terlepas dari nuansa hukum adat yang kental dengan nilai agama. Hal ini sejalan dengan teori Reception in Complexu yang diperkenalkan ahli hukum adat Belanda, Snouck Hurgronje, yang menegaskan kuatnya simbol budaya dan religius dalam masyarakat Bali.

Pemasangan penjor secara serentak menjadi visualisasi identitas komunal sekaligus kepatuhan terhadap norma adat. Menanggapi fenomena yang sempat viral di media sosial terkait aturan jarak penjor dari tiang listrik yaitu 2,5 meter, Wayan Rideng menegaskan bahwa penjor memiliki beragam bentuk dan fungsi. Ada penjor untuk kemeriahan hari raya nasional, penyambutan tamu, pameran, hingga penjor khusus untuk hari raya keagamaan.

“Pemasangan penjor dalam menyambut hari raya keagamaan memiliki makna khusus. Karena itu, pemasangan penjor menurut pakem agama Hindu dan adat istiadat di Bali yang sudah ada sejak turun temurun pada hari raya Galungan dan Kuningan sesuai dengan filosofi agama Hindu Bali,” pungkasnya.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here