
Sanur Sebagai Jantung Pariwisata Denpasar, Festival Jadi Simbol Kolaborasi dan Inovasi
DENPASAR, KEN-KEN — Pemerintah Kota Denpasar memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Sanur Village Festival (SVF) ke-18 yang resmi dibuka oleh Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, melalui prosesi “penyiratan tirta segara” di Pantai Muntig Siokan Sanur.
Pembukaan festival diawali dengan Sundown Jazz Suci Siren Session 1, dilanjutkan penampilan garapan Kirana Kirani Bumi Bajra bertema Guna Dusun, serta pertunjukan musik dan fashion show yang menghadirkan Bali Guitar Mob, Bagus Netral, Zat Kimia, Pongki Barata feat Fatur, dan Joni Agung & Double T.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Gubernur Bali periode 2018–2023 Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana, jajaran DPRD, Fokopimda, serta Konsul Jenderal dari China, Malaysia, dan Ukraina.
Wali Kota Jaya Negara menegaskan bahwa Sanur merupakan destinasi unggulan yang menyumbang sekitar 32% dari total Pendapatan Asli Daerah Kota Denpasar. “Sanur adalah jantungnya Denpasar. Jika ingin jantung ini sehat, kita semua harus menjaganya—pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah pusat dan provinsi,” ujarnya.
Berbagai penataan telah dilakukan, mulai dari jogging track, drainase, jalan, hingga pembangunan Sistem Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT). Ia juga meminta dukungan masyarakat dalam menjaga ketertiban, termasuk tidak memarkir kendaraan di area yang sedang ditata.
Jaya Negara mengapresiasi tema Guna Dusun yang diangkat tahun ini, terinspirasi dari karya Ratu Pedanda Made Sidemen. “Jika kita tak punya ladang untuk ditanami, tanamlah diri kita dengan ilmu pengetahuan agar berguna bagi masyarakat. Ini pesan penting tentang peningkatan kualitas SDM,” jelasnya.
Chairman SVF, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, menyampaikan bahwa festival tahun ini berkolaborasi dengan Bali Rockin Blues Festival sebagai simbol semangat adaptasi dan inovasi. “SVF bukan hanya meriah, tapi juga bermakna. Kami ingin terus menjaga keseimbangan antara adat, budaya, dan pariwisata,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa keberlangsungan festival selama 18 tahun merupakan hasil gotong royong seluruh elemen masyarakat, pelaku pariwisata, pemerintah, dan komunitas kreatif.
“Semoga nilai-nilai yang diangkat dalam festival ini memberi manfaat dan kemakmuran bagi Sanur dan Bali secara keseluruhan. Pariwisata harus memberi guna bagi masyarakat,” tutup Gusde Sidharta.
Editor: Ken
