WHDI Denpasar Bekali PKK Banjar Minggir Pelatihan Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu

0
46
Foto: WDHI Denpasar menggelar pelatihan membuat banten, (18/10).

DENPASAR, KEN-KEN – Pemerintah Kota Denpasar melalui Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar kembali menggelar pelatihan pembuatan banten, kali ini dengan materi Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu. Kegiatan yang dipusatkan di Wantilan Pura Dalem Danu Taman Suci, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian, diikuti puluhan ibu-ibu PKK dengan pendampingan langsung dari narasumber WHDI Kota Denpasar.

Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat, khususnya kaum ibu, mampu membuat banten Otonan secara mandiri. Hal ini penting mengingat banten tersebut dibutuhkan setiap enam bulan sekali dalam tradisi Hindu untuk memperingati hari kelahiran.

Wakil Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, hadir langsung mendampingi kegiatan bersama Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Denpasar, Ny. Ida Ayu Widnyani Wiradana, serta Ketua TP PKK Kecamatan Denpasar Barat, Ny. Prima Yusswara.

Baca Juga  Buka Parade Baleganjur se-Kota Denpasar 2025, Wawali Arya Wibawa Apresiasi Kreativitas Generasi Muda Melestarikan Seni Budaya

“Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan cara teknis membuat banten, tetapi juga pemahaman filosofi di baliknya sesuai Sastra Agama Hindu. Dengan demikian, ibu-ibu PKK bisa semakin memahami makna spiritual dari banten yang mereka buat,” ujar Ayu Kristi Arya Wibawa.

Sementara itu, narasumber pelatihan dari WHDI Denpasar, Ni Wayan Sukerti, menjelaskan bahwa Banten Otonan Ayaban Tumpeng Pitu terdiri atas komponen Ulun Banten (Pejati, Gebogan, Pengambean, Peras Soda, dan Dapetan Pokok), Sesayut (Sesayut Pebersihan, Sida Purna, Pageh Urip), serta Tebasan Pemiak Kala, Segehan Manca Warna, Bayakaonan, dan Prayascita.

“Pelatihan ini juga membekali peserta dengan pengetahuan filosofi tiap komponen dan tata cara pengaplikasiannya dalam upacara otonan,” jelas Sukerti.

Menurutnya, kegiatan ini menjadi program rutin tahunan WHDI, sekaligus media berbagi pengalaman serta bertukar pengetahuan antaranggota.

Salah seorang peserta, Luh Andini, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya pelatihan. “Pelatihan ini sangat membantu kami memahami tata cara pembuatan banten serta maknanya. Karena kehidupan sehari-hari masyarakat Bali tidak pernah lepas dari kegiatan keagamaan,” ungkapnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kaum ibu semakin terampil dalam membuat banten dan tetap menjaga kelestarian tradisi serta nilai spiritual Hindu di Kota Denpasar.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here