
Yogyakarta, Ken-Ken — Kontingen Budaya Kota Denpasar menyuguhkan pertunjukan seni khas Bali berupa Tarian Janger, Kecak, dan Baris Tanda dalam Karnaval Budaya Nusantara, rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025 yang berlangsung di sepanjang kawasan Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (6/8) malam.
Penampilan 26 penari asal Denpasar ini disambut meriah oleh ribuan penonton yang telah memadati kawasan sejak sore hari. Turut hadir Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa bersama Ketua GOW Kota Denpasar Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, menyaksikan langsung penampilan para duta budaya Kota Denpasar.
Dalam kesempatan itu, Arya Wibawa mengapresiasi kerja keras dan dedikasi seluruh penampil yang telah mempersembahkan yang terbaik untuk mewakili Denpasar di panggung nasional.
“Partisipasi ini adalah bentuk nyata semangat Denpasar dalam merajut keberagaman budaya Nusantara, serta menjadi media berbagi wawasan dan potensi daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan, sebagai kota dengan penduduk heterogen, Denpasar memiliki misi memajukan seni budaya dan kreativitas, sembari tetap menjaga eksistensi warisan tradisi. Karnaval ini, lanjutnya, menjadi momen strategis untuk mempromosikan potensi budaya dan memperkuat daya tarik pariwisata Denpasar di tingkat nasional.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Raka Purwantara didampingi Kabid Cagar Budaya dan Permuseuman Ni Wayan Sriwitari, menjelaskan bahwa pihaknya memilih menampilkan Tarian Janger—salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) yang sudah ada sejak 1930.
“Tarian ini umumnya bersifat hiburan, dibawakan muda-mudi sambil menari dan bernyanyi. Dalam semangat Vasudhaiva Kutumbhakam, kami ingin menularkan nilai kebersamaan dalam upaya menjaga warisan budaya Denpasar,” ujar Raka.
Sebagai informasi, Rakernas ke-XI JKPI 2025 diselenggarakan pada 5–9 Agustus, dan diikuti oleh 59 pemerintah daerah dari berbagai wilayah Indonesia. Menurut Direktur Eksekutif JKPI Nanang Asfarinal, hingga kini JKPI telah memiliki 75 anggota kota yang tersebar di seluruh Indonesia sejak berdiri pada 2018.
“Rakernas ini adalah wadah sinergi bagi daerah untuk saling berbagi gagasan dalam pelestarian warisan budaya, serta menjadikannya sebagai motor penggerak ekonomi lokal,” tandasnya.
Editor: Ken