
DENPASAR, KEN-KEN — Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Kebudayaan menggelar Workshop Legong Denpasar (Legend) bertema “Merawat Seni Klasik dalam Wisata Denpasar” pada Kamis (31/7), bertempat di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Kegiatan ini menyasar sekaa, sanggar, dan komunitas seni klasik sebagai bagian dari upaya pelestarian dan penguatan identitas budaya lokal dalam pariwisata.
Pelaksanaan kegiatan yang dibuka Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara ini turut menghadirkan pembina serta konsultan seni di Kota Denpasar. Yakni Maestro Tari Bali, Ni Ketut Arini Alit ,SST, I Nyoman Suarsa, Ni Kadek Diah Pramanasari, S.Sn.,M.Sn, Putu Parama Kesawa Ananda Putra, S.Sn.,M.Sn dan I Made Sukarda,S.Sn.,S.Pd.Gr.
Kepala Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Wayan Narta, menyampaikan bahwa pelestarian seni klasik di Denpasar memiliki landasan hukum yang kuat. Secara nasional, hal ini diatur dalam UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, PP No. 87 Tahun 2021, dan UU No. 9 Tahun 1999 tentang Hak Cipta. Di tingkat daerah, Perda Provinsi Bali No. 4 Tahun 2020 serta Perwali Denpasar No. 16 Tahun 2019 menjadi acuan strategis pembangunan kebudayaan berbasis masyarakat.
“Pelestarian seni klasik tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga berkontribusi dalam mendorong ekonomi kreatif dan memperkuat identitas budaya yang kompetitif di tingkat nasional dan global,” ujar Narta.
Ia menambahkan, workshop ini juga menjadi ajang pendataan sekaa/sanggar/komunitas seni klasik yang aktif di Kota Denpasar serta mensosialisasikan pentingnya pendaftaran resmi di Dinas Kebudayaan. Data ini akan menjadi dasar untuk pembinaan, fasilitasi, hingga promosi seni klasik secara sistematis dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi aksi perubahan yang diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja kelembagaan dalam jangka panjang. “Denpasar menargetkan terbentuknya ekosistem pelestarian seni klasik yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan sektor pariwisata. Legong diharapkan menjadi ikon seni daerah,” tegas Narta.
Ia juga menyampaikan bahwa ke depan, seni klasik akan dihadirkan secara rutin di kawasan wisata strategis Kota Denpasar sebagai sarana ekspresi seniman lokal dan atraksi budaya bagi wisatawan.
Sementara itu, narasumber I Nyoman Suarsa menyambut baik langkah Pemkot Denpasar ini. Menurutnya, workshop ini menjadi momentum integrasi seni klasik ke dalam ekosistem pariwisata berbasis teknologi, termasuk melalui platform digital Denpasar Tourism.
“Ini merupakan strategi kolaboratif antara pemerintah, komunitas seni, dan pelaku pariwisata untuk menjaga keberlanjutan pelestarian budaya serta mempromosikan Legong sebagai ikon kesenian Kota Denpasar,” ujarnya.
Editor: Ken