“Sanan Tuak” Hipnotis Ribuan Penonton, Gubernur Koster Apresiasi Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas

0
51
Foto: Gubernur Wayan Koster saat menghadiri pementasan Drama Gong Lawas, (2/7).

Denpasar, KEN-KEN – Ribuan penonton memenuhi Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center Provinsi Bali, Rabu (2/7), untuk menyaksikan pementasan Drama Gong Lawas Paguyuban Peduli Seni. Gubernur Bali Wayan Koster beserta istri, Ny. Putri Koster, turut hadir di tengah-tengah penonton yang tak bergeming hingga akhir pertunjukan.

Drama gong bertajuk “Sanan Tuak” ini diiringi oleh Sekaa Penabuh Drama Gong Lawas Puri Gandapura, Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar. Lakon yang diangkat bertema “Merta Matemahan Wisia” atau “rezeki yang berubah menjadi petaka”, menyuguhkan kisah yang sarat nilai moral dan kritik sosial.

“Sanan Tuak” menggambarkan seorang pemimpin lalim, Raja Surya Kencana, yang kebijakannya dikuasai oleh Patih Agung culas. Demi ambisinya, sang patih tak segan menyingkirkan siapapun yang dianggap menghalangi rencananya, termasuk Patih Werdha dan Ki Dukuh Tanggun Titi.

Namun, perlawanan muncul dari rakyat. Pemuda desa, I Made Karuna, bersama Luh Santhi, mengadakan sayembara memperebutkan bantang arti sanan tuak – warisan dari Ki Dukuh Tanggun Titi. Dengan semangat dan simbol perlawanan tersebut, I Made Karuna berhasil menggulingkan kekuasaan sang patih dan memulihkan keadilan di puri. Kisah berakhir dengan pernikahan I Made Karuna dan Luh Santhi, menandakan kembalinya harmoni.

Baca Juga  Kunker Komisi VII DPR RI ke Bali, Gubernur Koster Usul Insentif untuk Daerah Penghasil Devisa Pariwisata

Pementasan yang melibatkan 21 seniman ini tetap memukau meski tampil tanpa kehadiran maestro Petruk, almarhum Nyoman Suberata. Para pemain seperti Sang Ayu Ganti, Sang Ayu Tirta, Luh Sasih Arini, Ida Bagus Raka Pujana, hingga Ajik Dolir dan Gede Randana sukses membangkitkan nostalgia dan emosional penonton melalui peran-peran ikonik mereka.

Ketua Paguyuban Peduli Seni Drama Gong Lawas, Anak Agung Gede Oka Aryana, menjelaskan bahwa pertunjukan ini merupakan bagian dari upaya merawat warisan budaya serta menjadi ajang reuni dan temu kangen seniman drama gong.

“Kami ingin drama gong tetap hidup dan relevan di hati masyarakat Bali. Ini adalah bentuk penghormatan pada para maestro seni yang telah berjasa besar dalam pelestarian budaya,” ujarnya.

Gubernur Bali, Wayan Koster, dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi atas dedikasi para seniman dalam mempertahankan eksistensi drama gong sebagai kesenian tradisional Bali.

Baca Juga  Bupati Adi Arnawa Paparkan Pertanggungjawaban APBD Badung 2024, Pemkab Raih WTP ke-13

“Pagelaran seperti ini menunjukkan bahwa seni budaya Bali tidak hanya hidup, tetapi juga tumbuh dalam semangat kebersamaan. Ini adalah pondasi kekuatan Bali dalam menghadapi tantangan zaman,” tegasnya.

Paguyuban Peduli Seni berharap dengan pementasan seperti ini, drama gong lawas dapat kembali digemari oleh generasi muda dan menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter dan pelestarian seni budaya Bali.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here