
Denpasar, KEN-KEN – Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, pada Sabtu (21/6/2025) di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Art Center, Denpasar. Acara ini menandai dimulainya perhelatan seni dan budaya tahunan terbesar di Bali yang akan berlangsung hingga 19 Juli 2025.
Menteri Fadli Zon hadir mewakili Presiden RI, Prabowo Subianto, yang berhalangan hadir karena sedang menjalankan tugas kenegaraan ke luar negeri. Dalam sambutannya, Fadli Zon menyampaikan salam dari Presiden dan menegaskan bahwa budaya adalah DNA masyarakat Bali.

“DNA orang Bali adalah budaya. PKB ini adalah bentuk nyata aktualisasi pemajuan kebudayaan di tingkat daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Saya tahu betul bahwa Pak Gubernur Wayan Koster turut merancang UU tersebut saat menjabat sebagai Pimpinan DPR RI,” ujar Fadli Zon.
Ia juga mengapresiasi tema PKB tahun ini, “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya”, yang mengandung makna harmoni semesta raya. Fadli menjelaskan bahwa tema tersebut mencerminkan nilai spiritual dan filosofi Tri Hita Karana, yaitu keharmonisan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan sebagai satu entitas tak terpisahkan.
“PKB bukan hanya selebrasi budaya, tetapi juga manifestasi komitmen menjaga nilai-nilai luhur bangsa. Bali telah menjadi panggung budaya dunia, dan PKB adalah bentuk nyata diplomasi kebudayaan Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, dalam laporannya menyampaikan bahwa PKB tahun ini turut diikuti oleh empat negara sahabat, termasuk India, Canada, Perancis, dan Algeria.
Koster membuka pidatonya dengan mengajak seluruh hadirin untuk berdiri dan menyampaikan salam Pancasila. Ia juga menegaskan bahwa regenerasi seni di Bali terjadi secara alamiah melalui desa adat, sehingga seni budaya di Bali tidak pernah mengalami kevakuman.
“Seni di Bali hidup di tengah masyarakat. Tidak pernah putus, karena diwariskan dari generasi ke generasi di desa adat. Ini menjadi kekuatan yang harus kita jaga bersama,” kata Koster disambut tepuk tangan para undangan.
Koster menambahkan bahwa PKB XLVII diawali dengan pawai budaya Peed Aya yang digelar dengan khidmat. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memanjatkan puji syukur atas keberlanjutan dan kekuatan budaya Bali.
“Bali memiliki kekayaan dan keunikan adat istiadat, tradisi, serta kearifan lokal. Karena itu, kebudayaan menjadi haluan utama dalam pembangunan Bali secara menyeluruh, dari hulu ke hilir,” tegasnya.
Penerapan Perda No. 4 Tahun 2019 yang sejalan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 menjadi landasan hukum dalam menjalankan konsep Nangun Sath Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Semesta Berencana, yakni pembangunan yang bertumpu pada budaya sebagai roh dan arah pembangunan Bali.
Dengan pemukulan kendang, oleh Menteri Kebudayaan, dan ceng-ceng oleh Gubernur Bali dan Wakil Gubernur Bali sebagai secara bersama-sama menandai pagelaran PKB ke-47. Seluruh rangkaian kegiatan mulai dari pawai (peed aya) di depan Monumen Bajra Sandhi, Renon, Denpasar, dan pertunjukan kreatifitas seni dan kegiatan lainnya selama sebulan, PKB ke-47 kembali menunjukkan bahwa Bali adalah pusat kebudayaan Indonesia, yang tidak hanya berakar kuat pada tradisi, namun juga terus tumbuh dan adaptif terhadap zaman.
PKB ke-47 tahun 2025 dihadiri oleh perwakilan dari Konsul Jenderal negara sahabat, kepala daerah se-Bali, unsur lembaga vertikal di Bali, pimpinan OPD, dan Forkopimda, rektor, dan tokoh budaya dan seniman.
Editor: Ken