Ketua WHDI Ny. Antari Jaya Negara: Tanamkan Nilai Filosofis Banten Lewat Pelatihan Kecakapan Hidup di Banjar Laplap Tengah

0
247
Foto: Pelatihan Kecakapan Hidup kepada puluhan ibu-ibu PKK dilingkungan Banjar Laplap Tengah, Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur (14/6).

DENPASAR, KEN-KEN – Komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam pemberdayaan perempuan terus diwujudkan melalui kegiatan pelatihan keterampilan berbasis budaya dan kearifan lokal. Salah satunya terlihat saat Ketua Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, menghadiri Pelatihan Kecakapan Hidup di Banjar Laplap Tengah, Desa Penatih Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Sabtu (14/6).

Kegiatan yang menyasar puluhan ibu-ibu PKK ini menghadirkan materi praktik dan filosofi Nyacal dan Nanding Banten Suci Sari, yang dipandu oleh narasumber berpengalaman dari WHDI Denpasar.

Dalam sambutannya, Ny. Antari Jaya Negara menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis membuat banten, tetapi juga menanamkan nilai-nilai filosofis dan spiritual yang terkandung dalam setiap komponen banten.

Baca Juga  Denpasar Resmikan Serentak Bale Kertha Adhyaksa: Wujudkan Restorative Justice Berbasis Kearifan Lokal

“Kami hadir bukan untuk menggurui, tapi ingin mengajak ibu-ibu memahami lebih dalam makna dari Banten Suci Sari yang dibuat. Ini penting agar tradisi kita tidak hanya hidup, tapi juga bermakna,” ujar Antari Jaya Negara.

Ia mengungkapkan, di tengah arus modernisasi dan kehidupan serba praktis, banyak umat Hindu yang mahir membuat banten, namun belum tentu memahami arti dan filosofi di baliknya. Karena itu, pelatihan ini diharapkan menjadi ruang edukatif yang menjaga keseimbangan antara praktik adat dan kesadaran spiritual.

Narasumber pelatihan, Ni Wayan Sukerti dari WHDI Denpasar, menyampaikan bahwa materi yang diberikan mencakup teknik dasar membuat Banten Suci Sari dari tahap awal, pengenalan komponen, hingga filosofi di balik susunan banten tersebut.

Baca Juga  Wali Kota Jaya Negara Kukuhkan Ny. Sagung Antari Sebagai Bunda Literasi Denpasar 2025–2030

“Kami tidak hanya mengajarkan cara membuat, tetapi juga menjelaskan makna setiap elemen. Misalnya kenapa ada canang, sekar, dan tetandingan lain. Semua itu ada nilai simbolik yang patut diketahui,” jelas Sukerti.

Ia juga menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan program rutin WHDI Kota Denpasar, yang dilaksanakan empat kali dalam setahun di empat kecamatan. Setiap tahunnya, satu banjar dari masing-masing kecamatan dipilih untuk menjadi lokasi pelatihan.

Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari peserta. Salah satu peserta, Ibu Putu Ayu, menyatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat.

Editor: Ken

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here