
TABANAN, KEN-KEN — Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung pelestarian budaya dan tradisi umat Hindu di Bali. Hal ini ditunjukkannya saat menghadiri puncak Pujawali Ageng di Pura Luhur Natar Sari, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Selasa (9/6/2025).
Kehadirannya didampingi Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga serta Anggota DPR RI asal Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, Ketua DPRD Tabanan, I Nyoman Arnawa. Turut menyambut kedatangan orang nomor dua di Bali ini, Kepala Desa Apuan, Made Admaja, Bendesa Adat Apuan, Ketut Murtana, serta jajaran panitia pujawali dan pembangunan pura.
Dalam kesempatan itu, Wagub Giri Prasta melaksanakan persembahyangan bersama krama pangempon dan umat yang tangkil. Usai persembahyangan, ia menandatangani prasasti pura, serta meninjau hasil pembangunan yang sudah selesai direalisasikan melalui dukungan hibah pemerintah.
Tak hanya itu, Giri Prasta juga menyerahkan bantuan dana hibah dari Pemprov Bali senilai Rp.500 juta untuk mendukung kelangsungan rangkaian pujawali ageng kali ini. Di luar dana resmi pemerintah, ia juga secara pribadi ngaturang punia sebesar Rp.25 juta, sebagai bentuk penghormatan dan kepeduliannya terhadap keberlangsungan tradisi suci di Bali.

Giri Prasta dalam sambramawacananya menyampaikan pesan mendalam kepada seluruh umat yang hadir. Ia mengajak untuk bersama-sama ngrastiti bhakti ke hadapan Ida Sesuhunan Pura Luhur Natar Sari, agar senantiasa diberikan waranugraha keselamatan dan kemudahan dalam menjalankan swadharma kehidupan.
“Ngiring ngrastiti bhakti, nunas waranugraha Ida Sesuhunan iriki, agar kita semua dimudahkan dalam menjalankan swadharma,” ucapnya di hadapan ratusan pamedek.
Lebih lanjut, mantan Bupati Badung dua periode ini menyinggung persoalan yang kerap dihadapi umat Hindu di Bali, yakni padatnya rangkaian upacara adat dan keagamaan. Ia menilai, meski penuh makna spiritual, kegiatan-kegiatan tersebut juga menyita waktu, energi, dan biaya besar. Untuk itulah, menurut Giri Prasta, pemerintah wajib hadir secara konkret.
“Karena itu, saya tegaskan, umat cukup ngayah, dana dari pemerintah. Kami hadir untuk meringankan beban umat,” ujarnya yang langsung disambut applaus meriah dari pamedek yang memenuhi area natar agung.
Terkait dengan pembangunan bagian madya dan sor pura yang hingga kini masih dalam tahap pengerjaan, Giri Prasta berkomitmen penuh untuk mendukung hingga tuntas, dengan target rampung tahun 2026. Ia menginginkan agar seluruh pembangunan bisa selesai tanpa membebani krama secara finansial.
Puncak Pujawali Ageng Pura Luhur Natar Sari tahun ini berlangsung bertepatan dengan Tumpek Krulut, yakni pada Sabtu, 7 Juni 2025. Hari ini juga dikenal sebagai Hari Kasih Sayang menurut kearifan lokal Bali, yang sarat dengan pesan-pesan keindahan dan kedamaian.
Pujawali kali ini dihadiri oleh sekitar 60 tapakan barong, yang merupakan sungsungan umat dari berbagai daerah di Bali seperti Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, hingga Jembrana. Prosesi utama dilakukan pada adhining karya di tengah malam, saat Ida Bhatara Sakti Nawa Sanga tedun kabeh, didampingi seluruh tapakan Ratu Gede dan Ratu Ayu.
Rangkaian pujawali dilengkapi dengan upakara panyejeg bhuwana, ngendag kalangan, hingga wali sesolahan. Prosesi ini berlangsung dalam suasana sakral yang khusyuk, penuh kekhidmatan, sekaligus memperlihatkan kekuatan spiritual dan estetika budaya Bali. Ida Bhatara nyejer selama tiga hari, dan karya kasineb (selesai) pada Selasa malam atau Rabu dini hari (11/6/2025) pukul 03.00 WITA dengan prosesi mupuk kembang.
Pura Luhur Natar Sari merupakan salah satu kahyangan jagat penting di Bali yang diyakini sebagai tempat pemujaan utama oleh umat Hindu, khususnya yang berasal dari wilayah Bali bagian barat dan tengah. Karenanya, dukungan pemerintah dalam pembangunan dan pelestariannya sangat strategis sebagai langkah konkret menjaga peradaban Bali berbasis adat, agama, tradisi, seni, dan budaya (ATTSB).
Giri Prasta yang dikenal sebagai tokoh dengan perhatian besar pada identitas dan akar budaya Bali, melalui kiprahnya sejak menjabat sebagai Bupati Badung hingga kini sebagai Wakil Gubernur, konsisten mendorong peningkatan anggaran untuk sektor keagamaan dan adat. Termasuk di dalamnya hibah ke pura-pura, banjar adat, serta kegiatan keagamaan berbasis masyarakat.
Ia berharap bahwa dukungan anggaran pemerintah tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik, melainkan juga menyentuh pembinaan spiritual dan pelestarian tradisi luhur sebagai modal sosial dan kultural Bali ke depan.
[Ken]