Sekda Denpasar Hadiri Puncak Karya Atma Wedana dan Mepandes di Pura Agung Pasek Sumertha

0
199
Foto: Sekda Alit Wiradana, Anggota DPRD Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Camat Denpasar Timur, Ni Ketut Sri Karyawati, Perbekel Sumerta Kaja, Panglingsir Pura Agung Pasek Sumertha, Jro Mangku I Gede Susila, (7/6).

Denpasar, KEN-KEN – Sekretaris Daerah Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, menghadiri sekaligus ngupasaksi (menyaksikan secara langsung) pelaksanaan Puncak Karya Atma Wedana dan Mepandes di Pura Agung Pasek Sumertha, Denpasar Timur, Sabtu (7/6). Upacara ini digelar bertepatan dengan Rahina Tumpek Krulut, hari kasih sayang dalam kearifan lokal Bali.

Karya diawali dengan ritual Atetangi, Ngadegang Puspa Lingga, Mapurwa Daksina, dan Stiti Puja, hingga prosesi Mepandes (potong gigi) yang menjadi simbol penyucian diri bagi umat Hindu.

Sejak pagi, ratusan pemedek (umat) silih berganti datang mengikuti rangkaian upacara. Hadir pula Anggota DPRD Bali I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya, Camat Denpasar Timur Ni Ketut Sri Karyawati, Perbekel Sumerta Kaja, dan para panglingsir serta tokoh masyarakat.

Baca Juga  Sekda Kota Denpasar Hadiri Puncak Karya Caru Gempong Asu di Pura Pucak Tedung

Ketua Panitia, I Made Rai Suartana, menjelaskan bahwa rangkaian karya telah dimulai sejak 1 Juni dengan Matur Piuning dan dilanjutkan Ngangget Don Bingin pada 5 Juni. Puncak acara jatuh pada hari ini, dengan 24 peserta Atma Wedana dan 33 peserta Mepandes.

“Astungkara, semoga seluruh rangkaian karya berjalan lancar sesuai harapan bersama,” ujar Made Rai.

Usai upacara puncak, rangkaian dilanjutkan dengan Pralina Puja dan prosesi Nganyud ke Segara, sedangkan upacara Nyegara Gunung akan digelar di Pantai Goa Lawah, Minggu (8/6).

Baca Juga  "Upakara Panyegjeg  Bhuana", Persembahan pada Pujawali Ring Pura Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari Apuan

Sekda Alit Wiradana menyampaikan apresiasinya atas gotong royong pengempon pura dan masyarakat dalam menjaga warisan tradisi spiritual Bali. Ia menyebut karya ini sebagai implementasi nyata nilai Tri Hita Karana dan semangat Vasudhaiva Kutumbakam dalam kehidupan beragama.

“Karya ini meneguhkan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam. Semoga membawa vibrasi positif bagi masyarakat Denpasar,” ucapnya.

[Ken]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here