DENPASAR, KEN-KEN – Gubernur Bali Wayan Koster mengajak seluruh rektor perguruan tinggi di Bali bergotong royong mengembangkan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Program ini menyasar keluarga kurang mampu dan akan dimulai Agustus 2025, bertepatan dengan penerimaan mahasiswa baru.
Dukungan penuh terhadap program ini disampaikan oleh 26 perguruan tinggi negeri dan swasta di Bali dalam pertemuan bersama Gubernur Koster di Ruang Rapat Kertha Sabha, Jayasabha, Denpasar, pada Senin (2/6/2025).
“Program ini sangat mulia dan strategis demi masa depan generasi muda Bali, terutama bagi lulusan SMA/SMK dari keluarga kurang mampu,” ujar Gubernur Koster, Selasa (3/6).
Skema dan Teknis Program
Gubernur Koster menjelaskan bahwa penerima program akan mendapat bantuan biaya hidup sebesar Rp 1.400.000 per bulan yang bersumber dari APBD Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun 2025. Bantuan ini ditujukan untuk kebutuhan kos, makan, dan transportasi mahasiswa selama masa studi.

Untuk pelaksanaan teknis, Koster telah membentuk tim khusus guna menyusun petunjuk pelaksanaan agar program ini berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Ini adalah bentuk nyata komitmen Pemprov Bali untuk mewujudkan masa depan yang adil, berkeadaban, dan berdaya saing tinggi,” tegasnya.
Dukungan dari Kampus
Tiga skema pelaksanaan disiapkan sebagai berikut:
- Kampus Swasta dan Negeri: Memberikan kuota khusus biaya pendidikan gratis untuk 25 hingga 100 mahasiswa per kampus.
- Perguruan Tinggi Negeri (PTN): Menawarkan keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT) kategori 1 sebesar Rp 500.000 per semester, dan kategori 2 sebesar Rp 1.000.000 per semester.
- Politeknik Negeri Bali: Membuka program diploma 2 Jalur Cepat (Fast Track) selama 3 semester, dengan biaya total hanya Rp 1.500.000. Lulusan akan mendapatkan ijazah D2 vokasi dan diarahkan langsung ke dunia kerja.
Kepedulian Sosial dan Afirmasi Pendidikan
Koster menegaskan, Program Satu Keluarga Satu Sarjana adalah langkah konkret memperkokoh peradaban Bali berbasis SDM berkualitas. Program ini juga menjadi salah satu pilar pembangunan berkeadilan yang selaras dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
“Ini bukan hanya tentang kuliah gratis, tapi soal membuka masa depan yang lebih luas bagi anak-anak Bali dari keluarga tak mampu,” pungkasnya.
[Ken]