Pemberdayaan Petani sebagai Pilar Kemandirian Desa: Sinergi Akademisi dan Masyarakat

0
591
Foto: Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H.,Kordinator Pengembangan Kurikulum Magister Hukum Unwar.

KINTAMANI, KEN-KEN – Pelakasanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional dengan tema, “Sustainable Agricultural Ecosystem: Building Resilient Governance for Long-Term Food Security” sebagai bentuk sinergitas dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dilaksanakan oleh ketiga perguruan tinggi lintas negara dari Universitas Warmadewa (Unwar), Universitas Surabaya (Ubaya) di Indonesia dan Valahia University Targoviste, Rumania, pada Sabtu, (24/5/2025), di Desa Selulung, Kintamani, Bangli.

Kordinator Pengembangan Kurikulum (PKM), Prodi Magister Hukum Unwar, Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H., saat ditemui dalam kegiatan PKM Internasional menyampaikan kegiatan ini menjadi momentum penting bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman langsung dalam mendukung pemberdayaan masyarakat, khususnya para petani.

“Kalau orang hukum tentu menyangkut tentang peningkatan dan pemberdayaan kelembagaan. Artinya petani yang selama ini lupa bagaimana pentingnya struktur kelembagaan dalam rangka mempercepat meningkatkan taraf hidup para petani. Kawasan ini sangat bagus sekali Seperti kita lihat bagaimana para petani begitu antusias menerima kami dari berbagai disiplin ilmu, dan kami dari magister hukum mahasiswa yang hadir disini betul-betul dapat memberikan pencerahan bagaimana kelompok tani dikuatkan dengan struktur kelembagaan,” kata Rideng yang sering menjadi narasumber dalam acara di media televisi dan media cetak dan online.

Foto: Kegiatan Pengabdian Kepada Masayarakat di Desa Selulung, Kintamani, Bangli, 24/5.

Lebih lanjut Rideng berharap dengan kekuatan organisasi dengan memperkuat kelembagaan dengan membuat AD ART yang selama ini terkesampingkan. Fasilitas sarana dan prasarana permodalan dan pemasaran, dengan adanya kelompok tani melalui subak abian. Kintamani sangat cocok dengan tanaman kopi, sayur mayur, jeruk dan berbagai tanaman. Kopi Kintamani sangat terkenal nomer dua setelah Gayo, di Indonesia.

Baca Juga  Fakultas Pascasarjana Unwar Gelar International Community Service, Bersama Ubaya dan Valahia University Targoviste, Rumania

“Kita mendorong adanya regulasi atau aturan main yang jelas di tingkat kelompok tani, termasuk melalui pembentukan kemitraan yang sehat antara petani dan mitra usaha. Mitra ini tidak hanya membantu memasarkan hasil panen, tetapi juga mendukung kebutuhan produksi, dan menjadi jembatan untuk mengatasi hambatan yang ada, termasuk dalam skema permodalan dengan pinjaman bunga ringan dan termasuk akses pasar,” ungkapnya.

Menurutnya selain pertanian, sektor peternakan juga tidak boleh dilupakan. Kita melihat potensi luar biasa di bidang peternakan, seperti penyediaan pakan, pengendalian hama, dan pemanfaatan lahan. Semua ini membutuhkan sinergi antara berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang memiliki peran penting dalam memberikan solusi berbasis riset, tidak hanya berhenti pada tataran teori, tetapi juga terjun langsung ke lapangan.

Oleh karena itu, sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan petani yang berkelanjutan. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat kemandirian desa melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor.

[Ken]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here