
DENPASAR, KEN-KEN – Menjelang pelaksanaan Yudisium ke-28 Fakultas Pascasarjana Universitas Warmadewa (Unwar), Program Studi Magister Hukum (Prodi MH) menggelar jumpa pimpinan bersama calon yudisiawan dan pengurus alumni pada Jumat, (16/5/2025). Kegiatan berlangsung di Lantai 4 Gedung Pascasarjana Unwar dan dihadiri oleh jajaran pimpinan, termasuk Dekan Fakultas Pascasarjana Prof. Dr. Ni Made Mahendrawati, SH., M.Hum., Wakil Dekan I, Kaprodi MH, Koordinator Pengembangan Kurikulum (KPK), GKM, serta pengurus alumni.
Sebanyak 119 mahasiswa akan mengikuti yudisium kali ini, dengan 17 di antaranya berasal dari Prodi Magister Hukum. Acara yudisium dijadwalkan pada Rabu, 21 Mei 2025, bertempat di Parama Beach Hotel Sanur.
Dalam sambutannya, Dekan menegaskan pentingnya peran alumni dalam mendukung pengembangan institusi ke depan. Mengingat Prodi MH saat ini telah meraih status akreditasi “Unggul” dari Badan Akreditasi Nasional, maka tantangan pun semakin besar, terutama dalam menjaga mutu lulusan di tengah persaingan antarprogram studi serupa.
“Keberhasilan meraih gelar magister hukum bukanlah akhir, tetapi awal untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah diperoleh ke tengah masyarakat. Alumni diharapkan tetap menjaga nama baik almamater dan terus mengembangkan diri,” ujar Prof. Mahendrawati.
Prodi MH Unwar memiliki visi keilmuan yang khas, yakni mengembangkan bidang hukum investasi dan agraria berbasis ekowisata, yang relevan dengan kondisi Pulau Bali sebagai destinasi wisata dunia. Hal ini menjadikan Prodi MH menarik minat mahasiswa dari seluruh Nusantara bahkan luar negeri.
Kaprodi MH, Dr. Ni Komang Arini Setyawati, MH, menyampaikan apresiasi atas ketekunan mahasiswa dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi meskipun mayoritas sudah bekerja. Ia berharap calon alumni tetap menjalin hubungan dengan Prodi, memberikan informasi positif kepada publik, serta tidak ragu memberikan kritik dan saran konstruktif.
Pada pertemuan ini, para calon yudisiawan juga menyampaikan sejumlah masukan untuk kemajuan program studi. Mereka menyoroti pentingnya inovasi dan daya saing di tengah ketatnya persaingan, terutama dari perguruan tinggi swasta yang kini banyak membuka program studi magister hukum.

Isu-isu hukum yang semakin mendapat perhatian publik, serta posisi Bali sebagai pusat interaksi global, menjadi peluang bagi Prodi MH untuk terus mendorong kegiatan akademik bertaraf internasional. Sebab, transaksi bisnis yang terjadi di Bali menuntut adanya kepastian dan perlindungan hukum yang memadai.
[Ken]