
DENPASAR, KEN-KEN – Fakultas Pascasarjana (FPs) Universiras Warmadewa (Unwar) menggelar Seminar Internasional bekerjasama dengan Law School Hankuk University Foreign Studies Korea, UITM Malaysia, Korea Legislation Reseach Institute dan Fakultas Hukum yang dibuka oleh Rektor Universitas Warmadewa, Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, MP., di Ruang Sri Wijaya Mahadewi FPs Unwar, Jumat (25/4/2025).
Turut Hadir Dekan Fakultas Pascasarjana, Prof. Dr. Ni Luh Made Mahendrawati, SH.,M.Hum, Dekan Fakultas Hukum Universitas Warmadewa, Dr. Jaya Senatri, S.H., M.H., Wakil Dekan, Ketua Prodi beserta jajarannya.
Seminar Internasional ini yang dihadiri oleh dosen dan mahasiswa ini mengangkat tema, “Environmental Conservation in Sustainable Tourism Development” dengan menghadirkan 5 narasumber, diantaranya : Prof. Dr. Heemoon Jo dari Hankuk University, Korea Selatan, Associate Professor Dr. Siti Hafsyah Idris LLB, LLM dari University UiTM Malaysia), Prof. Dr. Gautam Kumar Jha dari Jawaharlal Nehru University (JNU), India, Dr. Leonito Ribeiro, S.H., M.H., dari Universidade Da Paz Timor Leste, dan Prof. Dr. I G A A Gita Pritayanti Dinar, S.H., M.H dari Universitas Warmadewa,dengan moderator, I Nyoman Gede Antaguna, SE.,SH., MH.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Warmadewa Prof. Dr. Ni Luh Made Mahendrawati, SH.,M.Hum., mengapresiasi dan mengucapkan selamat datang di Universitas Warmadewa kepada para narasumber pada acara ini. Ia mengatakan kedepannya Unwar khususnya FPs ingin terus menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan di luar negeri. Ia berharap FPs dapat membangun kerjasama di bidang pendidikan, penelitian, seminar dan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat.
“Saya juga berharap acara ini diadakan setiap tahunnya, untuk menambah pengetahuan kita dan bertukar budaya bagi negara-negara melalui kegiatan seminar internasional ini,” ungkapnya.

Sementara itu Rektor Universitas Warmadewa dalam sambutannya menyampaikan bahwa konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan muncul karena adanya dampak-dampak negatif dari kegiatan pariwisata, terutama pada masa pertumbuhan dan perkembangan pariwisata massal di berbagai destinasi pariwisata di dunia.
“Pariwisata massal sangat identik dengan perencanaan yang buruk, tidak terkendali (sporadis), dan terkesan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi atau materialisme. Sehingga seringkali dapat menggerogoti atau mengurangi daya dukung, baik sumber daya alam, maupun sumber daya sosial budaya,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, dampak-dampak negatif tersebut dapat merusak keberlanjutan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang..
Ia berharap dengan adanya seminar ini dapat menjadi pembelajaran berharga bagi semua yang terlibat, dan semoga membuka peluang baru untuk masa depan.
Selanjutnya, Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali, Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si., mengatakan Ekowisata merupakan salah satu urgensi yang harus segera dilakukan untuk melindungi pulau ini. Seperti yang diketahui, ada pembangunan pariwisata yang sangat besar yang merusak tebing, hutan, pantai, dan bahkan gunung demi pariwisata.
“Kita berkumpul di sini untuk belajar lebih banyak tentang bagaimana kita dapat hidup berdampingan dengan alam. Ini bukan hanya membangun pariwisata yang berkelanjutan tetapi juga menciptakan rumah bagi semua makhluk,” ungkapnya.
[Ken]