Denpasar, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media –
Masalah sampah yang belakangan menjadi isu yang menggelinding seperti bola salju membuat pemerintah Kota Denpasar memutar otak dalam melakukan penangananan sampah yang meluber. Fenomena tersebut memuncak saat TPA Suwung kebakaran akibat panas ekstrim kala itu.
Sebelumnya TPST yang diresmikan oleh orang nomer satu Presiden Joko Widodo, yang mana saat peresmian mendapatkan apresiasi yang luar biasa, bahkan meng-endors TPST Kertalangu sebagai TPST terbaik. Seraya meminta daerah lain bisa meniru teknologi pengolahan sampah TPST Kesiman Kertalangu.
Namun dalam perjalanannya TPST Kesiman malah memberikan dampak polusi udara bagi warga sekitar yang berdekatan, yaitu warga Desa Biaung.Masyarakat terdampak dari adanya TPST pun melakukan protes atas kebijakan pemerintah, yang memindahkan TPA Suwung ke Kesiman, ke dekat pemukiman warga.
Baca Juga :
Hal ini disampaikan oleh masyarakat dari unsur prajuru Desa Adat Biaung yang di kordinir oleh Oka Widiantara selaku prajuru Banjar Adat saat melakukan aksi memasang Baliho, Minggu (3/12/2023). Masa yang berasal dari warga, prajuru, dan pecalang membawa Baliho dan memasang Baliho diantara baliho-baliho para caleg.
“Sama seperti sebelumnya (saat TPST berjalan lalu di stop akibat protes warga atas bau menyengat, dan mengganggu pernapasan/red), tidak ada perubahan terkait bau,” kata Oka.
Menurutnya pemerintah kota dalam menindak lanjuti, belum ada progres terkait bau dari cerobong asap yang mengarah ke pemukiman warga. Dalam tuntutannya mereka meminta udara bersih dan sehat agar dikembalikan, karena itu hak warga, dan menuding TPST Kesiman Kertalangu Tanpa AMDAL dan Gagal.
Oka mengatakan bahwa lokasi TPST sudah tidak cocok sebagai tempat pengolahan sampah, yang tidak memperhatikan kondisi alam seperti angin yang sudah pasti angin mengarah ke pemukiman, bersama bau dan asap yang keluar.
“Asap dari pengolahan sampah mengarah ke pemukiman warga, dan sudah kejadian ada warga yang anaknya sampai sesak. Kasihan anak-anak SD 17 Kesiman, PAUD Kumara Santhi, bahkan panti Jompo,” ujarnya.
Sementara itu Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana saat dikonfirmasi akan bertemu dengan perbekel Desa Biaung untuk melakukan kordinasi dan mendengarkan aspirasi warga.
Baca Juga :
“Rencana besok (hari ini/red) Saya mau ke Desa Kesiman Kertalangu, bertemu Perbekel dan Kadus, untuk mengecek di lapangan,” ujar Sekda Kota Ida Bagus Alit Wiradana.
[Arta]