Badung, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media –
Seorang anak digigit anjing saat berada di depan rumahnya, secara tiba-tiba seekor anjing datang menghampiri lalu menggigit kakinya hingga berdarah pada Rabu, (23/8/2023) di perumahan Dalung.
Kejadian ini menimpa anak kelas 3 SD yang bernama Putu Dedek Nugraha Suria Wijaya, bangun pagi, bersama adiknya melihat ke arah sawah di depan rumahnya. Kontan saja orang tuanya bergegas untuk memberikan pertolongan lalu mencuci kakinya dengan sabun.
Selanjutnya orang tua Dedek langsung menghubungi RSU Mangusada, Kapal, untuk meminta pertolongan vaksin rabies kepada anaknya yang tergigit anjing.
Menurut ibu Dedek saat menghubungi pihak rumah sakit megah milik pemerintah Kabupaten Badung, vaksin rabies saat ini di RS Mangusada tidak ada.
Entah karena vaksin rabies susah di dapat alias langka atau memang pihak rumah sakit yang belum mendapatkan pasokan dari dinas terkait.
Lebih lanjut ia menghubungi salah satu klinik yang ada di daerah Batubelig, Badung, dan vaksin rabies tersedia, namun harganya melambung, Rp. 1.100.000,-. satu kali suntik, katanya.
Setelah menghubungi beberapa rumah sakit pemerintah akhirnya vaksin tersedia di RS.Wangaya, Denpasar. Sementara harga vaksin rabies di rumah sakit pemerintah gratis.
Lalu sampai di RS Wangaya pasien mendapatkan penanganan dengan baik dari pihak rumah sakit dan menerima suntikan vaksin rabies.
dr. Tuti Handayani yang menangani pasien, menyampaikan kepada ibunya, setelah mendapatkan vaksin pertama akan dilakukan observasi selama dua minggu untuk melihat kondisi pasien, dan juga kondisi anjing yang menggigit agar diikat atau dikurung selama observasi.
Setelah melakukan vaksin kedua yang berselang seminggu dari vaksin pertama pasien kondisinya membaik, demikian juga anjingnya tidak apa-apa (masih hidup), maka tidak perlu dilakukan vaksin rabies yang ketiga. Dan dianggap pasien dan anjing sudah terbebas dari virus rabies.
Sebagai informasi saat ini Bali masih belum bebas dari rabies. Beberapa kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah melalui dinas terkait di daerah kabupaten/kota di Bali.
Berbagai upaya dan strategi telah dilakukan dalam percepatan pemberantasan rabies di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali antara lain : KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) atau Sosialisasi, Vaksinasi (Vaksinasi Massal, Emerging Vaksinasi, Sweeping/Penyisiran), Eliminasi/Eutanasia, Pengawasan lalu lintas HPR, Surveilans dan kontrol populasi, namun sampai saat ini belum dapat dibebaskan dari Pulau Bali. Keenam strategi tersebut berjalan secara utuh dan simultan serta berkesinambungan.
Pada tahun 2023 pemerintah Provinsi Bali mengalokasikan 480.000 dosis vaksin rabies. Total Cakupan Vaksinasi rabies pada HPR di Provinsi Bali sampai saat ini telah mencapai 70% dan sesuai dengan komitmen bersama bahwa tahun 2024 tidak ada lagi timbul korban jiwa akibat Rabies.
Saat ini juga telah dibentuk Tim Siaga Rabies (TISIRA) di 4 (empat) Kabupaten di Provinsi Bali yaitu di Kabupaten Buleleng sebanyak 147 Desa dan 1 (satu) Kelurahan, Kabupaten Jembrana sebanyak 18 Desa, Kabupaten Karangasem sebanyak 41 Desa, Kabupaten Badung sebanyak 1 (satu) Desa. Pembentukan TISIRA merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) untuk mendukung upaya percepatan pemberantasan rabies di Provinsi Bali.
Terkait dengan ketersediaan vaksin rabies pemerintah provinsi Bali telah menerima bantuan dari Pemerintah Australia hibah 400 ribu vaksin rabies dari Australia dapat memaksimalkan Pemerintah Indonesia dalam menekan kasus rabies. Khususnya Bali yang mendapat bantuan 200 ribu vaksin rabies tahun 2023 dan nanti 2024 akan mendapat bantuan kembali 200 ribu vaksin, dapat dimanfaatkan dan didistribusikan dengan baik ke masyarakat.
[aw]