Pujawali di Pura Dangkayangan Luhur Siwa Pakusari, Dipuput Ida Pandita Mpu Nabe Rsi Siwa Putra Sanatana Diaksa, Griya Pesiapan, Tabanan

0
477
Foto: Pujawali di Pura Dangkahyangan Luhur Siwa Pakusari, (18/7)

Tabanan, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media-

Pujawali di Pura Dangkhayangn Luhur Siwa Pakusari yang jatuh pada hari Selasa (Anggara), Kliwon, wuku Julungwangi, 18 Juli 2023 dimulai dari pagi.

Rangkaian Pujawali berjalan seperti biasa, Eed Karya dimulai dengan nuasen karya, nyamuh serta nyangkepin upakara pada Buda (Rabu), 12/7/2023 yang dilakukan oleh pengempon Pura yang berasal dari Desa Mengesta, dan Sisya (Bakta/murid) yang berasal dari desa lainya yang ada di Tabanan.

Selama lima hari menjelang Pujawali berbagai kegiatan untuk perlengkapan upakara dan kelengkapan lainnya dipersiapkan untuk upakara pada puncak Pujawali pada Anggara, Kliwon, wuku Julungwangi yang jatuh pada Rabu, (18/7/2023).

Pujawali di Pura Dangkayangan Luhur Siwa Pakusari ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Rsi Siwa Putra Sanatana Diaksa Manuaba dari Grya Pesiapan, Tabanan. Dan Ida Betara Nyejer selama tiga hari dan Mesineb, Jumat (Sukra), Pon, (21/7/2023).

Baca Juga :

< Yayasan Pura Siwa Pakusari Menggelar Acara Nyurud Ayu Metatah, Metelubulanan, dan Mewinten Diikuti 34 Sisya

Rangkaian Pujawali kali diisi dengan Nyurud Ayu untuk Sisya yang melakukan upacara Manusa Yadnya, yakni metatah (potong gigi), metelubulanan  dan Pewintenan bersama yang diikuti oleh Sisya dan juga masyarakat umum. Upacara ini sebagai bentuk Srada Bhakti kepada Hyang Siwa Guru, yang berstana di Pura Luhur Siwa Pakusari, dengan Nyurud Ayu dari upakara yang dihaturkan saat Pujawali yang diadakan oleh Panitia Karya.

Foto: Eed Ida Betara rauh saking Beji Agung, (18/7).

Menurut Ketua Yayasan Pura Siwa Pakusari, I Nyoman Arnawa, selaku manggala/prajuru Ia berusaha untuk ngayah di Pura Luhur Siwa Pakusari sebagai swadarma atau bhakti kepada Ida Sesuhunan (Hyang Siwa Guru). Selain itu juga untuk menjaga tradisi dan warisan leluhur yang nyata diwariskan berupa Situs (Pura, Busanan Ida Bhagawanta, sebagai perlengkapan mepuja/memimpin yadnya).

Titiang  (Saya) selaku penanggung jawab di Pura Luhur Siwa Pakusari, berusaha untuk menjalankan swadharma (kewajiban) dalam menjaga, dan merawat warisan Ida bersama dengan seluruh Sisya. Seperti saat ini  titiang bersama Sisya sudah dapat mewujudkan pembangunan Pelinggih, perbaikan Pelinggih, dan penambahan Pelinggih untuk melengkapi Pura, dan Wantilan, yang dibantu oleh pemerintah melalui dana BKK” ujar Nyoman Arnawa yang lebih terkenal dipanggil Pak Man Komet.

Foto: Ketua Yayasan Siwa Pakusari, I Nyoman Arnawa, S. Sos., saat bersama Jero Mangku, Pujawali Pura Luhur Siwa Pakusari, (18/7).

Pembangunan ini berasal dari punia dan iuran dari Sisya dan juga bantuan  dari pemerintah melalui dana BKK.

Lebih lanjut Pak Man Komet menyampaikan bahwa semua kegiatan dan juga pembangunan dilaksanakan dengan semangat gotong-royong dan ngayah sebagai ciri khas budaya Bali dan juga Bangsa Indonesia. Berbagai upaya dalam meningkatkan keberadaan Pura termasuk juga bagaimana meningkatkan bhakti Sisya.

[AW]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here