
Jakarta, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media –
Gubernur Jawa Tengah dan bakal capres PDIP Ganjar Pranowo menghadiri silaturrahmi Tahun Baru Islam 1 Muharam 1445 Hijriah yang digelar oleh Relawan Ganjar. Tampak Ganjar tiba sekitar pukul 13.05 WIB dengan mengenakan kemeja berwarna putih bergaris hitam.
Para pendukung Ganjar Pranowo tampak bersalaman dengan Ganjar saat dirinya masuk ke venue acara. Banyak berebut untuk berfoto bersama ataupun merekam kedatangan Ganjar.
Ganjar tampak menyapa para peserta yang mengerubunginya itu. Ganjar bakal menyampaikan pidato politik dalam acara ini.
Memulai pidatonya Ganjar Pranowo mengomentari baju hitam putih yang dikenakannya. Ada seseorang bertanya kepadanya. “Hai pak Ganjar kenapa memakai baju garis hitam putih?
Ganjar menjawabnya, “Karena saya bukan orang abu-abu, ketika dalam situasi sulit harus berani menentukan hitam atau putih. Sambil menegaskan semoga yang hadir disini seperti itu” sambungnya.

Bakal calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo lalu memperkenalkan baju identitas kampanyenya yakni kemeja garis-garis hitam-putih. Dia menyatakan kemeja ini dirancang oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader PDIP.
“Pak Jokowi memberikan desain baju yang saya pakai ini,” kata Ganjar kepada para wartawan usai acara Relawan Ganjar Pranowo dalam acara Silaturahmi 1 Muharam 1445H di Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2023).
Ganjar menjelaskan saat masih berbicara di panggung depan relawan, suatu ketika dia bertemu Jokowi. Kemudian, Jokowi memberikan kertas. Kertas inilah yang isinya desain kemeja garis-garis hitam-putih.
“Sampai pada akhirnya beliau (Jokowi) menyampaikan selembar kertas kepada saya, “Pak Ganjar, mungkin ini bagus,” kata Ganjar.
“Saya lihat, saya bolak, saya balik, dan yang bagus itu adalah baju yang saya pakai ini,” tuturnya sambil tersenyum.
“Bahkan beliaupun sangat perhatian sampai detail baju sehingga merekomendasikan untuk saya pakai,” ucap Ganjar.
Selanjutnya Ganjar Pranowo menyampaikan kepada relawan, bahwa saat ini dinamika politik semakin menarik, semakin mencerdaskan dan semakin menantang. Dengan demikian maka kita harus berkumpul disatu titik untuk membaca data, menganalisis, menyusun strategi menyiapkan taktik.
Seluruh relawan pun bertepuk tangan dan berteriak sebagai ekspresi sangat setuju dan mendukung pernyataannya.
“Menang bukan hanya dengan teriakan, menang perlu keseriusan, perlu kesungguhan dan perlu pemikiran,” ujarnya.
Sambil bercerita saat menjadi relawan Jokowi ia memberikan pesan dan semangat kepada relawan.
“Iklaskan ketika ada bagian dari kita berpindah kesebelah, tidak perlu ditangisi, dan disesali. Dan itu untuk memastikan hitam atau putih,” ujarnya.
Indonesia harus menjadi negara maju, seperti yang di tanamkan pak Jokowi. Yang sampai saat ini kepercayaan masyarakat masih sangat tinggi, walau diakhir-akhir masa jabatannya. Biasanya kepercayaan masyarakat menurun seiring dengan mulai ada yang meninggalkannya.
“Presiden Jokowi sudah membuat pondasi yang sangat baik. Pak Jokowi berbicara saat berdua kepada saya, tentang dinamika politik, tentang luar negeri, dalam negeri semuanya sampai pada hal yang terjadi saat ini,” sambungnya.
Baca Juga :
< Motivasi Masyarakat, Bupati Sanjaya Dukung Karya Desa Pekraman Sarasidi
Menurut Capres PDI Perjuangan ini, bonus demografi pada tahun 2045, kalo kita salah dalam pengelolaan, maka cita-cita menjadi negara maju tidak akan terjadi. Demikian juga menjadi negara dengan kekuatan ekonomi keempat di dunia tidak akan tercapai.
“Saya melihat relawan memiliki kekuatan masing-masing. Ada yang pintar dalam konseptor, untuk menteknokrasikan. Tapi yang punya kekuatan untuk menggalang masa lakukan dengan pasti,” tegasnya.
“Saya tidak ingin menyinggung perasaan rekan-rekan. Euforia sudah pernah kita rasakan selama 2 tahun dengan adanya relawan yang tumbuh. Mulai deklarasi relawan A, B, C, 1,2, puluhan, ratusan. Dengan segala hormat cukup untuk saat ini. Tolong catat tolong bertemu dengan mereka, dimasukan dalam data, diolah karena 2024 adalah dengan menggunakan sistem digital, yang semua bisa diproyeksikan hari ini,” katanya.
Baca Juga :
Saya ingin menyampaikan apa yang sudah kawan-kawan kerjakan, dulu saat menjadi relawan Pak Jokowi, kita berbicara microtarget, makin kecil, makin kecil. Ketika kita membuka data kita tahu, ternyata berhasil disini dan gagal disana. Jika sering gagal artinya kita kurang membaca data.
“Apakah reprsentasi yang terjadi akan menjadi powerfull. Ketika menjadi sebuah engine untuk digerakan. Pertanyaan saya apakah relawan siap saya komando, apakah siap saya komando,” tegasnya yang dijawab siap oleh seluruh relawan.
“Kita harus punya value. Value kita adalah kebaikan, bukan pabrik HOAX , bisa minta maaf dan terima kasih,” ujarnya.
Sambil menceritakan terhadap Baliho yang diturunkan, jika itu memang salah maka silahkan dicopot. Termasuk menceritakan Baliho menutup Baliho DPR RI dari partai Gerindra, silahkan dicopot dan dibuang yang lain.
Kita punya mata, telinga, yang bisa melihat, jangan sampai orang yang tidak suka, memanfaatkan itu,” ujarnya.
Terkait bagaimana pergerakannya, Ganjar menyampaikan kepada relawannya tunggu minggu depan.
Di acara ini, Ganjar dan para relawan kompak mengenakan kemeja garis-garis hitam putih. dalam waktu bersamaan kemeja itu. Dia menekankan pentingnya identitas yang pasti, hitam atau putih.
“Kenapa hitam-putih? Saya sampaikan bahwa saya bukan orang abu-abu. Ketika kita bersikap pada suatu keputusan yang sulit, Anda mau pilih yang mana? Hitam atau putih,” kata Ganjar di panggung.
[AW]