Warga Banjar Pemanis, Penebel Gotong Royong Perbaiki Jembatan, Agar Panen bisa Dilewati Mobil Pick Up

0
382
Foto: Warga Gotong Royong untuk memperbaiki jembatan agar bisa dilalui kendaraan roda 4 untuk angkut hasil panen, Minggu (4/6)

Tabanan, ken-kenkhabare.com | Bali Lintas Media – Warga Banjar Dinas Pemanis Klod dan Pemanis Kaja yang juga anggota Subak Abian Suwan Pemanis, bergotong royong memperbaiki jembatan darurat, penghubung jalan Subak, pada Minggu (4/6/2023).

Foto: Jembatan darurat penghubung jalan subak menuju Banjar Pemanis.

Perlu diketahui bahwa warga Pemanis  yangsebagian besar petani, yang penghasilannya dari panen padi atau palawija terpaksa bergotong-royong memperbaiki jembatan darurat sebelumnya agar bisa dilalui kendaraan pick up untuk bisa membawa hasil panen ke rumah sebelum dijual ke pasar atau KUD.

Sebelumnya saat musibah petugas dari BPBD Kabupaten Tabanan turun untuk membuat jembatan darurat dan membersihkan bekas puing beton jembatan dan pohon yang tumbang akibat banjir besar. Namun karena belum adanya anggaran desa tahun 2023, sementara warga petani sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah kabupaten Tabanan. Karena jembatan tersebut akses satu-satunya warga Subak Abiansuan, untuk membawa hasil panen mereka.

Dengan kondisi itu warga Banjar Dinas Pemanis Klod dan Kaja bergotong-royong memperbaiki jembatan. Terlihat warga menurunkan pohon kelapa dari truk, dengan panjang kurang lebih 6 meter. Lalu secara bersama-sama dipikul untuk dibawa ke jembatan yang akan diperbaiki, sehingga bisa dilewati oleh mobil kecil, atau pickup.

Menurut warga jembatan darurat sebelumnya hanya bisa dilewati sepeda motor saja, sehingga tidak bisa dilewati oleh pickup untuk mengangkut gabah ke rumahnya.

“Dulu dari BPBD Tabanan, bersama Kepala Desa, dan Camat turun untuk mengecek kondisi di lapangan dan menurunkan alat berat untuk membersihkan sungai yang tertutup akibat jembatan yang jebol dan pohon yang tumbang.  Lalu bersama warga ikut membuat jembatan darurat agar warga bisa lewat untuk bekerja di sawah,” ujar Ketut Wirya Winata.

“Karena sebagian besar warga yang memiliki sawah berasal dari Pemanis Klod dan Kaja, saat panen tempo hari harus memutar melewati Senganan, Pagi,  Pacung, menuju ke Pemanis. Ini yang menjadi keberatan warga karena berat diongkos. Kami berharap pemerintah kabupaten dapat membantu mencarikan solusi, agar permasalahan petani di Pemanis bisa diatasi,” sambungnya.

[AW/BLM]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here